–>

Senin, 04 Januari 2021

Lingkup Kerja Maintenance Alat berat pada perusahaan Project Konstruksi dan pertambangan



Pekerjaan maintenance pada perusahaan konstruksi adalah pekerjaan perawatan dan perbaikan unit dengan tujuan menjaga agar unit tetap dalam kondisi prima, dan availibilitasnya tetap tinggi.

        Baca     :    Struktur organisasi dept, maintenance 

Berdasarkan penelitian kerusakan yang terjadi pada unit 72 % disebabkan karena masalah perawatan, yaitu dari daily inspection ( P2H ) yang kurang berjalan dengan baik dan pada perawatan berkala, baru sisanya adalah masalah lapangan, seperti kesalahan driver atau operator dalam operasional 

        Baca     :  perawatan dan perbaikan peralatan

Maintenance dibagi dalam 2 kelompok pekerjaan yaitu , perawatan ( preventive maintenance ) dan perbaikan unit ( corrective maintenance ). 

PREVENTIVE MAINTENANCE ( perawatan )

Pekerjaan maintenance yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan

PERIODICAL SERVICE

Daily Activity atau P2H ( Pemeriksaan dan perawatan harian )
    
Pemeriksaan yang dilakukan sebelum dimulainya pekerjaan, biasanya dilakukan    oleh operator atau driver dengan pemeriksaan fisik ringan, seperti air radiator,        ketinggian oli dan kondisi fisik lainnya, bila dalam P2H ini ditemukan ( dilihat )        suatu masalah, misalnya oli rembes atau lainnya, maka kejadian ini harus                dicatat pada kolom keterangan form P2H.

Laporan atau form yang telah diisi dan ditandatangani oleh operator ini                   diserahkan kepada planner, untuk dicatat terutama pada masalah yang terjadi        yang dicatat pada kolom keterangan tadi.

Dalam periode atau waktu tertentu dimana masalah yang dicatat tadi sudah            semakin berkembang, misalnya oli yang rembes semakin besar, maka planner        harus sudah membuat Work requisition, untuk menjadwalkan tindakan                    maintenance pada tanggal tertentu.

SERVICE BERKALA 

Penjadwalan service yang dilakukan oleh planner berdasarkan waktu atau                kondisi tertentu, misalnya setiap 250 jam, atau 5000 KM, untuk perawatan dan        perbaikan ringan dengan tujuan untuk menjaga agar unit tetap prima.

SERVICE PRA OPERASIONAL

Setelah ditentukan suatu unit akan bekerja di proyek tertentu baik untuk                    perkerjaan sipil ataupun rental, sebelum mobilisasi, sebaiknya dilakukan                tindakan service pra  operasional, tujuannya terutama untuk memastikan bahwa   unit sudah dalam  keadaan siap kerja ( every think oke ).

UNIT OPNAME

Tidak hanya sparepart di Gudang, maka unit pun perlu dilakukan opname,                terutama pada saat awal penggunaan sistem atau setiap tahun sekali, gunanya    untuk revaluasi asset terutama peralatan, memastikan kondisinya,lokasi,                mungkin sekali valuenya, kondisi tertentu yang memerlkan penanganan                    maintenance dimasukkan oleh planner sebagai jadwal service.

SCHEDULE OVERHOUL

Pekerjaan perbaikan yang dijadwalkan, berdasarkan umur teknis suatu sparepart    atau komponen unit, untuk menghindari kerusakan mendadak pada saat                operasional.

CORRECTION

SCHEDULE REPAIR
    
Perbaikan tertunda yang telah dijadwalkan, merupakan kelanjutan dari proses        HOLD atau memang kerusakan yang telah diketahui namun perbaikannya telah   ditentukan pada waktu yang telah dijadwalkan.

FACTORY MODIFICATION

Pekerjaan perubahan unit yang dialkukan untuk memperbaiki kondisi                        sehubungan dengan fungsinya di lapangan, misalnya penambahan bemper            belakang dumptruck dengan tujuan untuk keamanan saat loading

CORRECTIVE MAINTENANCE

REPAIR

Tindakan perbaikan terhadap kerusakan baik terjadi pada saat operasional,            maupun karena hal lain.

BREAK DOWN

Tindakan perbaikan karena beberapa kerusakan yang terjadi, sehingga unit            terpaksan dihentikan sementara operasionalnya.


Sabtu, 02 Januari 2021

Struktur Dept. Maintenence di project Konstruksi dan site Pertambangan

 


Betapa sangat vitalnya masalah perawatan dan perbaikan ( maintenance ) peralatan di perusahaan konstruksi dan pertambangan ataupun rental, sehingga diperlukan perhatian yang sangat serius, karena kehandalan alat inilah yang sangat menentukan kinerja perusahaan secara langsung.

Untuk menunjang penanganan maintenance yang baik maka diperlukan adanya organisasi dalam departtemen Maintenence itu sendiri, karena dengan adanya struktur yang baik akan menjadikan wewenang dan tugas siapapun yang terlibat dalam manajemen peralatan ini menjadi lebih nyaman dan jelas alurnya.


Mohon maaf dalam tulisan ini saya sebutkan PERALATAN sebagai divisi sebagai gambaran bahwa jenjangnya ada dibawah direksi ( General Manager ) , sedangkan MAINTENACE  sebagai departmen dimana posisinya ada dibawah divisi peralatan ( Manager ), sedangkan implementasinya di lapangan disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang ada.

Bagian perawatan ini tugasnya melakukan perawatan dan perbaikan  ( maintenance ) peralatan proyek baik yang bersifat perawatan rutin maupun perbaikan karena masalah operasional.

Bagian maintenance ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

Planner

  • Menerima keluhan teknis dari operator maupun driver yang menemui masalah teknis ( kerusakan atau kekurangan untuk dioperasikan ) .
  • Menganalisa kekurangan atau kerusakan pada saat dilakukan P2H
  • Membuat perencanaan perawatan berkala baik 250 jam, 500 jam, 1000 jam danseterusnya untuk alat berat, dan 5000 KM untuk kendaraan.
  • Menjadwalkan perbaikan kerusakan atau penggantian sparepart sesuai usia teknis sparepart, atau sesuai yang sudah direncanakan
  • Membuat pesanan ( Work Order ) ke bagian maintenance untuk melakukan pekerjaan maintenance.
  • Menampung sisa sparepart yang tidak terpakai dalam proses maintenance ( dari beberapa mekanik / workshop ) dan mengembalikan ke gudang ( inventory )
  • Menampung dan meminta pengadaan sparepart ke bagian inventory, dan memintanya bila ternyata ada stok.
Mekanik 

  • Menerima WO yang diberikan oleh planner untuk melakukan proses maintenance.
  • Mengatur dan membagikan pekerjaan sesuai dengan jenis kerusakan dan sesuai kapasitas workshop.
  • Melakukan proses pekerjaan maintenance sesuai WO dengan sparepart utama sesuatu arahan planner, tetapi dapat merubah atau menambhan sesuai dengan kondisi actual.
  • Mengembalikan sisa sparepart yang tidak terpakai kepada planner.
  • Memberikan informasi data permintaan sparepart yang dibutuhkan sesuai kondisi lapangan.
  • mengkoordinasikan dengan planner apabila terdapat sparepart yang harus diambil dari unit lain ( kanibal )
  • Mengembalikan unit kepada planner apabila unit tidak dapat diberbaiki dengan tuntas
Inventory / Gudang

  • Memberikan barang sesuai WO yang diminta oleh mekanik.
  • Memberikan barang diluar WO atas persetuan planner.
  • Memberikan barang untuk pemakaian langsung atas persetuan yang berwenang.
  • Memberikan order pembelian barang kepada bagian pembelian atas barang yang diminta planner namun tidak berada di stok.
  • Menerima barang hasil pembelian dari bagian pembelian sesuai order yang diminta.
  • Mencatat penerimaan barang diluar order atas persetuan yang berwenang.
  • Menerima barang pengembalian sisa proses maintenance.
  • Mencatat barang yang belum terdata ( biasanya bawaan mesin ) dan memasukkan ke stok tanpa disertai harga.
  • Menyimpan barang dan melakukan manajemen gudang, dan melakukan monitoring mutasi stok


   Struktur Organisasi Divisi Peralatan pada Perusahaan Konstruksi


Departemen Maintenance dimana posisinya berada ditengah antara Asset dan Operasional,  bertanggung jawab secara teknis terhadap availibility peralatan artinya dapat memberikan alat yang tepat pada saat diperlukan, tanpa harus menunggu pemeriksaan kelayakan teknis alat untuk segera dimobilisasi ke proyek 

Struktur ini setiap perusahaan pasti berbeda namun ada hal dasar berkaitan dengan alur pekerjaan maintenance ini, yaitu :


INFORMASI AWAL DATA MAINTENANCE

Ada 4 sumber informasi awal yang masuk ke Maintenence, yaitu :

  1. Unit opname : pada saat mulai menggunakan sistem atau dapat juga secara periodical misalnya per tahun ( seperti opname gudang ), Divisi Peralatan harus mengopname seluruh unitnya, data yang harus masuk adalah detail data teknis ( Nomor lambung, nomor asset, type, merk dan data teknis lainnya ), data legal operasional ( STNK, SILO ), data fisik ( foto unit ), dan data value ( nilai buku dan depresiasi ). Pada saat opname juga dilakukan dilakukan pengecekan kondisi unit, operasional, ready, not ready ( rusak ) , dengan catatan.
  2. P2H ( Perawatan dan Pemeriksaan Harian ) : pada saat operator melakukan P2H harus mencatat ( melaporkan ) masalah yang ditemukan berdasarkan pengamatannya, dalam form P2H, catatan kondisi unit inilah yang masuk sebagai informasi awal maintenance.
  3. Keluhan Operator : masalah yang ditemukan di tengah pekerjaan, artinya ditemukannya masalah sedang operasional, misalnya lampu mati pada saat sedang bekerja.
  4. Perencanaan Planner : pekerjaan maintenance yang sudah direncanakan dahulu oleh panner untuk di proses maintenance pada waktu yang telah ditentukan, misalnya service berkala, breakdown masalah tertentu biasanya berkaitan dengan umur teknis sparepart, rencana overhaul, atau fabrikasi.

PROSES KERJA MAINTENANCE

Berdasarkan informasi awal permasalahan diatas, maka Maintenance melakukan proses kerja berdasarkan alur yang telah ditentukan, Masalah alur kerja maintenance akan dijabarkan secara detail tersendiri.


PELAPORAN HASIL KERJA   

Setelah proses kerja maintenance berakhir, diwajibkan melaporkan atau meneruskan informasi ke departemen asset, ada 3 kategori kondisi alat yang dilaporkan, yaitu :

  1. Ready : setelah proses kerja selesai, unit / alat sudah siap dioperasikan lagi, artinya Maintenance melaporkan kondisi alat layak secara teknis.
  2. Hold : terdapat 2 kondisi Hold yaitu Ready Hold artinya unit masih dalam status maintenance yang tertunda karena suatu masalah, misalnya menunggu pengadaan sparepart namun untuk smeentara unit dapat dioperasikan, dan kondisi Hold artinya unit dalam kondisi maintenance tetapi tidak boleh dioperasikan.
  3. Rusak :  kondisi dimana unit setelah diperbaiki tidak dapat dioperasikan, artinya secara teknis memerlukan perbaikan yang lama, mahal , memerlukan peralatan khusus, atau memerlukan tenaga ahli yang spesial.
Pada HEMS setiap tahapan ini dapat dilihat di monitor dengan jelas, dimana posisi proses yang sedang dan sudah berjalan.




Jumat, 01 Januari 2021

HEMS Maintenance : Perawatan dan perbaikan peralatan project konstruksi dan alat berat


Sebagai factor produksi,peralatan yang terdiri dari kendaraan, alat berat, mesin alat dan tools harus dijaga agar selalu ada dalam kondisi prima dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time yang seminimum mungkin dan tersedia pada saat diperlukan, hal tersebut dapat dicapai dengan perawatan dan perbaikan atau maintenance yang baik.

Berdasarkan pengamatan , berbagai kasus yang terjadi di lapangan yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan adalah :




Kerusakan akibat kesalahan / kelainan maintenance :
Air pendingin jarang diperiksa
                                6 %

Level  oli jarang diperiksa                                       6 %

Kurang Oli dan grease                                          12 %

Masalah dalam Daily Inspection                           24 %

Salah cara membersihkan elemen                          6 %

Salah penyetelan                                                   12 %

Air masuk fuel                                                        13 %

Waktu penggantian elemen tidak tepat                  12 %

Lain-lain                                                                    5 %

Masalah dalam Periodic Maintenance. .              48 %
           Masalah dalam maintenance                               72 %.

Salah pengoperasian                                           28 %

 

Dari sajian data diatas dapat diperoleh gambaran bahwa masalah maintenance menjadi penyebab kerusakan pada peralatan yaitu 24 % terjadi pada saat P2H ( pemeriksaan harian ) dan 48 % terjadi karena masalah periodical maintenance atau perawatan berkala, salah pengoperasian dan penyebab lain hanya andil 28 % masalah.


Dapat dikatakan bahwa Maintenance sebagai tindakan perawatan dan perbaikan pada peralatan factor terbesarnya ada pada masalah perawatan ( 72 % ) sehingga masalah perawatan ini perlu perhatian yang sangat serius.


Perawatan yang dinilai baik adalah perawatan yang menghasilkan down time yang seminimum mungkin tetapi tentu saja dengan biaya perawatan yang serendah mungkin serta waktu sesingkat mungkin sehingga dapat tersedia setiap waktu diperlukan.


Ada beberapa tahapan kegiatan dalam proses maintenance yaitu pemeriksaan, penggantian, penyetelan , perbaikan dan pengetesan, kesemuanya itu merupakan aktivitas secara total.


Pemeriksaan merupakan pekerjaan rutin dan periodic harian, mingguan, bulanan , tahunan atau periode berdasarkan jam kerja mesin, penggantian adalah pekerjaan untuk mengganti sparepart yang diperlukan berkaitan dengan pemeriksaan tadi atau berdasarkan perhitungan umur teknis elemen mesin, perbaikan adalah tindakan mengembalikan kondisi alat yang rusak Kembali ke kondisi semula, sedangkan pengetesan merupakan review final dari seluruh tindakan maintenance.


Jadi dapat dikatakan bahwa tujuan maintenance adalah 

  • Peralatan selalu dalam keadaan siaga siap pakai ( High availability = berdaya guna physic yang tinggi ). 
  • Peralatan kondisi prima, berdaya guna mekanis yang paling baik ( Best Performance ). 
  • Biaya perawatan dan perbaikan peralatan menjadi lebih hemat ( Reduce repair cost ) 

 Untuk dapat mencapai tujuan dari maintenance secara optimal, maka diperlukan organisasi yang baik, tentunya dengan struktur organisasi yang baik.

 

Struktur organisasi maintenance …..


Rabu, 30 Desember 2020

(7) Tahapan proses membangun sistem manajemen peralatan dan alat berat untuk proyek konstruksi

 


Ada beberapa Langkah yang harus dilalui dalam membangun system, utamanya dalam system manajemen peralatan dan alat berat agar setelah system sudah dijalankan tidak menemui hambatan baik di lapangan maupun di back office, pada system yang kurang baik justru akan membuat pusing petugas lapangan dalam menjalankannya.

Tahapan yang harus dilalui tersebut adalah :

 


PENGUMPULAN DATA AWAL

  1. Pengumpulan data permasalahan yang terjadi saat ini baik masalah proses kerja yang ada di lapangan misalnya sering terjadinya kerusakan unit yang tidak terduga, sering terjadi kehilangan sparepart, tidak termonitornya operasional unit di lapangan, dan lainnya , maupun masalah yang ada di manajemen, seperti proses pencatatan , proses pelaporan, proses penyimpanan data dan sebagainya.
  2. Pengumpulan data kebutuhan atau keinginnan dari pihak manajemen baik untuk pengendalian ataupun untuk Analisa, juga keinginan dari pihak lapangan, seperti mudahnya meminta sparepart bila diperlukan maintenance, mudah diketahuinya keberadaan dan kondisi unit dan sebagainya.
  3. Data yang sudah dimiliki saat ini, data ini akan dijadikan data awal system yang baru nanti, seperti detail data unit , detail dalam hal ini betul betul lengkap mulai data fisik, legal, data teknis, data nilai ( keuangan ), juga data barang yang juga harus detail sesuai data teknisnya, data karyawan terutama karyawan yang ada di lapangan misalnya mekanik, operator, driver, pengawas, helper dan sebagainya, data karyawan ini termasuk didalamnya foto KTP dan alamat lengkap daerah asal.
  4. Pengumpulan data awal ini betul-betul diperlukan detail, misalnya untuk unit dan sparepart hafrus diadakan opname ke lapangan, sedangkan data SDM karus di rekonsiliasi dengan pihak HRD supaya benar-benar valid. Data-ata tersebut dikumpulkan dalam format excel sehingga dengan mudah dapat di transfer kedalam system sebagai data awal.

MEMBANGUN SISTEM

  1. Stok opname : melakukan indentikasi dan penghitungan fisik sparepart dan shop supplies di Gudang ( workshop ), termasuk pendataan barang yang belum masuk dalam data awal, biasanya barang bawaan mesin yang tidak didata.
  2. Unit opname : melakukan pengecekan dan indentifikasi seluruh unit, baik data teknis seperti nomor lambung, nomor mesin, nomor rangka, type, kapasitas, juga data legal seperti perijinan STNK, SILO, KIR dan sejenisnya serta data value, seperti nilai pembelian, nilai buku, nilai investasi, dan deprsesiasi
  3. Pembuatan prosedur kerja berdasarkan data permasalahan dan kebutuhan perusahaan yang telah disusun diatas.
  4. Berdasarkan data prosedur kerja dibuat / dimodifikasi program sesuai alur kerja dalam prosedur tersebut.
  5. Secara parallel fitur program yang telah selesai mulai dijalankan di lapangan, berfungsi sekaligus untuk pengecekan program dan alur lapangan.
  6. Trial running ; penggunaan atau implementasi system dengan data parallel system lama.
  7. Cut off : menghentikan system lama dan menggantikan dengan system baru.

 PENDAMPINGAN TEKNIS

  1. Sistem berjalan di lapangan dan administrasi back office dengan monitoring langsung dari programmer.
  2. Perbaikan system yang masih belum berjalan sesuai rencana.
  3. Sistem Running



Senin, 28 Desember 2020

(3) Manfaat System Perawatan alat berat bagi Perusahaan Konstruksi dan Pertambangan

 


System dan software perawatan alat berat saat ini telah menjadi kebutuhan vital bagi setiap Perusahaan terutama peusahaan jasa konstruksi / kontraktor, pertambangan, perkebunan dan perusahaan berbasis armada lainnya.

Banyak perusahaan mulai menyadari bahwa mengelola peralatan secara manual tidak membantu mereka mencapai efektifitas dan efisiensi yang diharapkan. Manajemen peralatan dan alat berat yang semestinya mampu membantu perusahaan mengelola operasional dan perawatan secara lebih efisien malah menjadi salah satu faktor penyebab kerumitan dan kerugian.

Apabila  saat ini Anda sedang berpikir untuk mengotomatiskan pengelolaan peralatan dan alat berat dalam Perusahaan Anda, perlu dipertimbangkan penggunaan HEMS untuk menangani pengelolaan peralatan perusahaan anda..

Sebelum memutuskan untuk menggunakan perangkat lunak perawatan alat berat, ada baiknya jika Anda memahami fungsi dari system tersebut terlebih dahulu.

Apa Itu Manajemen Peralatan dan alat berat?

Sebelum mempelajari tentang kegunaan sistem perawatan alat berat bagi Perusahaan, Anda perlu terlebih dahulu memahami apa itu manajemen peralatan dan alat berat. Manajemen peralatan dan alat berat mengacu pada perencanaan strategis, pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian proses kerja peralatan dan alat berat dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Manajemen peralatan dan alat berat penting bagi setiap Perusahaan untuk memastikan bahwa operasional peralatan tetap dalam konsisi stabil .  Tugas dari manajer peralatan dan alat berat atau orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan peralatan dan alat berat adalah memperkirakan kebutuhan alat yang tepat untuk menjalankan sebuah project , menentukan type sesuai fungsi alat dan jenis perkerjaan , menentukan peralatan sesuai kapasitas kerjanya , membuat kebijakan lainnya terkait peralatan dan alat berat, mengambil keputusan agar tidak salah dalam melakukan investasi di bidang perlatan , dan masih banyak lagi.

Tujuan dari penerapan manajemen peralatan dan alat berat sendiri adalah untuk mengoptimalkan kapasitas alat supaya tetap dalam kondisi prima dan dapat beroperasional maksimal . Tanpa manajemen peralatan dan alat berat yang baik, perusahaan akan kesulitan mencapai objektifnya dan mengalami banyak kerugian yang berujung pada kebangkrutan.

Pengertian System Perawatan alat berat

System perawatan alat berat atau software perawatan alat berat (disebut juga sebagai aplikasi peralatan dan alat berat) adalah perangkat lunak yang dirancang untuk perusahaan konstruksi dan pertambangan dalam mengelola perlatannya dan menyederhanakan dan mengotomatiskan pencatatan, pendataan dan informasi operasional dan perawatan peralatan dan alat berat dalam suatu organisasi perusahaan.

Saat ini, sistem perawatan alat berat dalam bentuk perangkat lunak merupakan alat bantu yang krusial bagi perusahaan apapun.  Perangkat lunak ini memungkinkan pelacakan transaksi peralatan dan alat berat yang terperinci dan pembuatan berbagai laporan peralatan dan alat berat secara instan.

Sebelum ada aplikasi peralatan dan alat berat, tugas-tugas dalam operasional dan perawatan peralatan dan alat berat harus dilakukan secara manual, dari dokumen di lapangan dicatat biasanya menggunakan aplikasi excel, sehingga banyak kegiatan operasional yang harus dicatat beberapa kali dan tidak efesien Pembuatan laporan umumnya tidak praktis, karena manajer peralatan harus mengonsolidasikan entri secara manual. Sistem  peralatan dan alat berat mengotomatiskan tugas-tugas ini, mengurangi waktu dan biaya pencatatan, dan memungkinkan pengambilan keputusan peralatan dan alat berat yang lebih baik melalui pelaporan real-time.

Manfaat System Perawatan alat berat bagi Perusahaan

Profesional perawatan alat berat menganggap sistem perawatan alat berat sebagai aset perusahaan yang mampu meningkatkan efisiensi departemen peralatan dan alat berat secara signifikan. Di luar itu, beberapa manfaat penting lain yang dapat diberikan oleh perangkat lunak ini kepada Perusahaan Anda adalah sebagai berikut.

Memastikan monitoring operasional dan perawatan  yang Baik

System perawatan alat berat memungkinkan pemilik Perusahaan mengontrol peralatan dan alat beratnya secara otomatis, sekalipun pemilik Perusahaan bukan orang yang ahli dalam perawatan alat berat. Dengan sedikit pelatihan, pemilik Perusahaan dapat mengelola semua operasional perawatan alat beratnya menggunakan komputer atau perangkat selulernya tanpa harus membayar pihak eksternal untuk mengontrol operasional dan perawatannya.

Menghemat Biaya Perusahaan

Aplikasi peralatan dan alat berat mengotomatiskan pencatatan pekerjaan opersional dan perawatan serta mengatur susunan operasional dan perawatan , sehingga Anda tidak perlu melakukan outsourcing manajemen peralatan dan alat berat kepada pihak eksternal. Perangkat lunak ini juga dapat mengurangi biaya yang berkaitan dengan pencetakan dan pemberian dokumentasi, sebab seluruh data disimpan secara digital di lokasi yang aman dan terpantau.

Meningkatkan Akurasi Data

Salah satu manfaat penting dari aplikasi peralatan dan alat berat yang baik adalah sistem ini dapat meminimalkan human error yang biasa terjadi saat pencatatan dan entri data. Ketidakakuratan dalam laporan peralatan dan alat berat dapat menyebabkan krisis yang berdampak pada keberlangsungan Perusahaan, dan sistem perawatan alat berat dapat mencegah hal ini terjadi.

Mempermudah Pengambilan Keputusan

Ini merupakan salah satu keunggulan utama dari sistem perawatan alat berat yang canggih. Tanpa perangkat lunak ini, Anda akan kesulitan memahami secara rinci kondisi peralatan dan alat berat Anda. Sistem ini memberikan Anda informasi  yang dapat membantu Anda memonitor dan memutuskan dimana peralatan dan alatberat berada, bagaimana kondisinya, dan operasional dalam kondisi bagaimana, dan berkaitan dengan kontrak yang mana, serta bagaimana historicalnya waktu demi waktu.

Dengan gambaran yang jelas tentang keadaan peralatan dan alat berat Anda saat ini, Anda akan bisa lebih mudah mengembangkan strategi yang cerdas dan mengalokasikan sumber daya dengan tepat.

Meningkatkan Keamanan Data Peralatan dan alat berat

Data peralatan dan alat berat adalah informasi perusahaan yang bersifat konfidensial dan harus dijaga agar tidak jatuh ke tangan yang salah atau hilang. Sistem perawatan alat berat memastikan data peralatan dan alat berat Anda tetap aman dengan menyimpannya dalam sebuah sistem terpusat yang terlindungi oleh firewall. Hanya mereka yang diberikan hak akses yang dapat melihatnya.

Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Membuat laporan peralatan dan alat berat dan merapikan catatan adalah pekerjaan yang sangat memakan waktu. Untuk melakukan pekerjaan ini secara manual, karyawan Anda mungkin harus mengorbankan pekerjaan penting lainnya. Belum lagi jika mereka harus memperbaiki error yang sering terjadi ketika tugas-tugas perawatan alat berat dilakukan secara manual. Namun, dengan system, semua tugas peralatan dan alat berat dapat dikerjakan secara otomatis sehingga karyawan Anda dapat melakukan pekerjaan lain yang bernilai untuk Perusahaan Anda.

Beruntung saat ini telah ada perangkat system perasional dan perawatan peralatan dan alatberat anak bangsa yang dapat mendukung kegiatan tersebut untuk perusahaan konstruksi, rental, pertambangan, perkebunan, distribusi dan transportasi serta perbengkel, produk tersebut bernama HEMS ( Heavy Equipment Management System )

Fitur-Fitur Umum dalam HEMS sebagai Sistem Perawatan alat berat yang Canggih

Pada suatu  sistem perawatan alat berat memiliki fitur dasar yang dapat mendukung kegiatan operasional dan peralwatan peralatan dan alat berat. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Peralatan sebagai asset

Ini mungkin merupakan fitur sistem perawatan alat berat yang paling krusial. Dalam fitur ini akan mencakup mencatatan detail data tentang peralatan dari data fisik berupa nomor lambung, nomor mesin, nomor lambung dan data detail lainnya, juga dapat ditampilkan informasi tentang kondisi, lokasi, dan keterikatan kontrak unit peratan tersebut, serta nilai unit dan depresiasinya.

Manajemen Project

Fitur ini untuk mencatat dari perencanaan biaya sebuah proyek yang dihubungkan dengan penggunaan alatnya, kontrak proyek, jenis dan jumlah alat yang akan digunakan, tarif sewa per alat serta biaya lain yang timbul dalam penggunakaan alat dalam sebuah proyek, dan akhirnya dilaporkan secara otomatis laporan rencana biaya dan actual biaya per alat dan per project baik bulanan maupun akumulasi per project.

Proses maintenance

Perawatan alat merupakan hal yang sangat vital bagi perusahaan yang memiliki banyak alat apalagi peralatan tersebut merupakan alat produksi yang menjadi urat nadi dari usaha perusahaan.

Pada system perawatan peralatan dan alat berat proses maintenance dimulai dari penyampaian keluhan atau masalah yang ditemui oleh operator pada saat operasional, masalah teknis yang ditemui pada saat P2H, atau perencanaan yang dilakukan oleh planner untuk perawatan berkala, break down, ataupun maintenance lain yang sudah direncanakan.

Dari awal penenmuan masalah tersebut akan diikuti terus setiap Langkah prosesnya sampai dengan selesai untuk dapat dioperasikan kembaliatau tidak dapat dipakai lagi karena rusak total. Fitur ini diakhiri dengan laporan historical service yang melaporkan detail service yang pernah dialami unit dari waktu ke waktu.

Manajemen Inventory

Manajemen inventory dalam sistem perawatan alat berat  ini dikhususkan pada sprepart yang baik terintegrasi dengan pembelian  penerimaan, manajemen gudang, serta pengeluaran yang secara otomatis dikaitkan dengan penggunaansparepart untuk maintenanace unit 





Kamis, 24 Desember 2020

(6) Alur kerja - HEMS sebagai Sistem Informasi Manajemen Peralatan konstruksi





HEMS sebagai suatu sistem informasi yang khusus menangani manajemen peralatan konstruksi memiliki 5 bagian utama, yaitu asset, operasional project, maintenance dan inventory yang kesemuanya berkaitan secata langsung sehingga membentuk informasi yang sangat berguna membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.


HEMS berasal dari 4 master yaitu unit (1) , proyek (2) , karyawan (3) dan sparepart yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1)(2)(3) Data Master

Unit :
Berisi detail data unit seperti kendaraan, alat berat, mesin, alat dan tools berupa data indentitas, legalitas dan value.

Proyek :
Berupa data proyek yang akan atau sudah didapatkan berupa data nomor proyek yang bisa diisi dengan nomor kontrak kalau belum ada bisa pake nomor sementara dulu, penanggung jawab dan tanda tangan, lokasi proyek, dan unit yang akan digunakan dlam proyek tersebut.

Karyawan :
Data karyawan lapangan terutama driver ( kendaraan dan truck ), operator ( alat berat, dan alat lainnya ), mekanik, pengawas, detail data karyawan ini akan digunakan pada saat operasional untuk data driver atau operator, pengawas untuk data site, dan mekanik pada saat maintenance.

Sparepart :
Data detail sparepart dan shop supplies di gudang, ID sparepart, part number,rincian detail dan jumlah yang ada di gudang, data ini akan digunakan pada saat maintenance dan menggunakan sparepart untuk pemakaian langsung di workshop

(4) Input kontrak proyek

  • Input data rencana proyek : unit yang hendak dipakai dalam satu proyek, rencana biaya untuk peralatan ( maintenance dan operasional ) selama proyek akan berlangsung.
  • Input data rencana indentitas proyek : nama proyek, pemilik proyek, alamat proyek, pekerjaan volume dan nilai proyek termasuk cara pembayarannya.
(5) Data kontrak proyek
  • Dari input data proyek maka akan diketahui detail proyek, berupa data pemilik proyek, alamat, jenis perkerjaan, volume pekerjaan dan cara pembayarannya.
  • Data unit yang akan dipakai jenis dan banyaknya serta berapa lama kira2 mau digunakan.
  • Data rencana penggunaan unit ini diinfomesikan kepada bagian asset untuk rencana alokasi unit ( dilihat unit yang ready dan sedang tidak terikat kontran, bila tidak ada maka dapat diajukan rencana pembelian atau rencana sewa.
  • Data rencana pendapatan dan biaya proyek.
(6) Input mobilisasi alat
  • Berdasarkan pengajuan unit maka bagian aset membuat rencana mobilisasi alat, mutasi alat menuju proyek yang telah ditentukan berdasarkan rencana penggunaan alat yang sudah masuk diatas.
  • SEmua unit yang sudah dimobilisasi ( mutasi ke proyek ) baru dapat diinput time sheetnya untuk mencatat jam kerja mesin atau jam kerja orang, serta biaya yang timbul terutama biaya operasional dan maintenance.
(7) Data mutasi alat
  • Data mutasi alat ini dapat menunjukkan riwayat mutasi alat ( historical ), telah dipakai di proyek mana saja, dimana berapa lama, dan kapan tanggalnya
(8) Input laporan harian alat
  • Semua unit yang sudah di mobilisasi dengan ikatan kontrak terhadap proyek tertentu maka baru dapat dientry operasionalnya.
  • Data yang dimasukkan adalah data time sheet seperti jam kerja, vulume, ritase, 
  • Dari data entry time sheet ini akan didapat rekap data jam kerja dan operasional lainnya.
(9) Laporan operasional alat
  • Rekap harian, bulanan atau tahunan per unit atau seluruh unit.
  • Rekap data inilah dapat dijadikan dasar untuk penerbitan invoice sewa atau hasil proyek
  • Invoice dapat diterbitkan secara otomatis dari data tersebut diatas.
(10) Riwayat operasional alat
  • Laporan yang berupa historical penggunaan alat pada setiap proyek, jenis alat, jumlah alat, hasil alat, lama penggunaan dan waktunya.
  • Laporan hasil proyek, berupa rekap seluruh biaya alat dan hasil yang diterima per alat atau dari seluruh alat




Nomor Lambung bukan sekedar nomor indentitas peralatan proyek

 



Nomor lambung sebagai indentitas alat pada proyek kontruksi sangatlah vital karena dengan nomor indentitas ini siapapun yang terlibat dalam pekerjaan proyek akan dengan sangat mudah menyebutkan suatu alat dengan spesifik tanpa tertukar dengan alat lain sejenis, banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan mudahnya melihat dan menyebutkan nomor lambung ini baik bagi pekerja di lapangan maupun bagi manajemen sebagai alat kontrol.

Nomor lambung begitulah biasanya orang menyebutnya, walaupun nyatanya penomoran tersebut tidak harus berada di lambung, bisa di bak belakang untuk dump truck, di kabin depan, atau dipintu untuk truk dan alat berat, atau dimanapun penempatannya yang penting mudah dilihat dan mudah diingat oleh siapapun, tidak harus orang dalam ( pekerja proyek ) namun oleh orang luarpun harus mudah diketahui.

Pada HEMS pemberian indentitas nomor lambung ini biasanya kami sebut dengan call nummber ( nomor panggilan ), ada beberapa metode pemberian indentitas bagi sebuah alat atau unit karena ada berbagai kepentingan didalamnya, misalnya nomo asset yang sangat diperlukan oleh accounting untuk indentifikasi fixd asset yang akan dihubungkan dengan pembebanan biaya dan investasi, ada pula nomor indentifikasi intern divisi yang biasanya terdiri dari beberapa digit yang cukup panjang ( ada yang memberikan indentitas sampai dengan 17 digit dan setiap digitnya mempunyai arti sendiri ).

Indentitas diatas itu benar adanya, namun bagaimana dengan penyebutan bagi orang proyeknya sendiri, misalnya bila terjadi kecelakaan ( maaf, mudah-mudahan tidak terjadi ) pada exca, orang dilapangan dengan sangat mudah melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan pada EX-03 , untuk menyebutkan Excavator nomor 3, dan orang manajemen akan dengan sangat mudah mencari indentitas detail alat tersebut dengan menggunakan key EX 03.

Kegunaan lain pemberian call number ini adalah untuk pengawasan, pada sebuah proyek besar yang didalamnya bekerja beberapa vendor dan subcon, sangat dimungkinkan terdapat beberapa alat yang secara fisik terlihat sama, misalnya truk Fuso dengan warna yang sama, atau alat lain yang type dan  merknya sama, sangat memudahkan bila alat internal memiliki call number sehingga sangat mudah diawasi, misalnya truk yang masuk dan keluar proyek , milik sispakan dia ? dengan call number semua nya dapat teratasi.

Ada hal lain yang jauh lebih penting dari kegunaan call number ini ...

Header atau gambar diatas menunjukkan truk trailer dimana bak dan kepalanya bisa dipisahkan, atau yang lebih nyata pada truck gandeng,  artinya sangat dimungkinkan kepala dan bak bisa saling tukar, itulah pentingnya call number kepala KT-03 dan bak dengan nomor BT-02 suatu saat KT-03 dapat berpasangan dengan BT-03, dan pasangan ini dengan sangat mudah dapat dimonitor oleh manajemen walaupun tempatnya sangat jauh.

            Sumber : Teknologi dan Manajemen Alat berat  - e learning PT. PP ( Persero ) tbk


Nah ini fungsi yang lebih pentingnya dari call number ini, kita ambil contoh pada perusahaan rental, dimana perusahaan tersebut  dapat merentalkan BP ( baching plant ), AMP ( Asphalt Mixer Plant ) atau TC ( Tower crane ), dimana alat-alat tersebut merupakan gabungan dari beberapa alat lain, misalnya pada BP ada silo, bin dan lain-lainnya, call number ini akan berguna bagi perusahaan untuk mengetahui elemen apa saja yang tergabung dalam alat tersebut, jadi misalnya sustu hari BP akan ditambah silo dan bin nya, maka manajemen pun dengan sangat mudah untu memonitornya.

Begitu juga untuk TC ( tower Crane ) , AMP ( Asphalt Mixer Plant ) atau alat lain yang bersifat gabungan beberapa elemen alat, masing-masing elemen alat harus diberikan call number sendiri-sendisi, silahkan ....