–>

Senin, 14 Desember 2020

(5) Siklus Peralatan dalam Perusahaan Jasa Konstruksi



Manajemen Peralatan atau tata kelola peralatan dalam sebuha perusahaan konstruksi adalah sebuah metode pengelolaan alat agar dapat beroperasi atau bekerja secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang tepat guna dan berhasil guna . Sedangkan yang dimaksud dengan peralatan adalah semua barang yang diperlukan untuk membantu melakukan pekerjaan tertentu ( proyek ).


Setiap perusahaan yang berhubungan dengan konstruksi pasti memiliki peralatan, yang jenis nya sesuai dengan usaha perusahaan tersebut, manajemen peralatan disini khusus tentang peralatan konstruksi yang biasanya terbagi dalam berbagai jenis, seperti : kendaraan, alat berat, mesin, alat dan tools.


Kendaraan terbagi dua terdiri dari kendaraaan produksi yatu kendaraan yang dipakai dalam proses produksi, seperti dump truck, water truck, sedangkan kendaraan yang  lain adalah sebagai penunjang operasional seperti kendaraan antar jemput, sepeda motor dan lainnya.


Alat berat jelas kelihatan dari bentuknya seperti excavator, dozer dan lainnya, sedangkan mesin adalah mesin yang dipakai untuk menunjang produksi seperti genset, compressor dan lainnya./p>

Alat lain yang dimaksud adalah lebih spesifik ke alat angkat seperti tower crane, dan masih ada satu jenis lagi yaitu plant yaitu serangkaian peralatan untuk kerja tertentu, misalnya AMP ( Asphalt Mixer Plant ) , alat pencampur aspal, Batching plant danlainnya.Satu lagi adalah tools, alat jenis ini biasanya kurang termenej dengan maik karena biasanya bentuknya yang tidak terlalu besar sehingga mudah dipindahkan, seperti jack hammer, mesin drilling, stemper dan lainnya.


Peralatan dalam sebuah perusahaan konstruksi memiliki siklus hidup sepanjang perjalanan dalam proyek, yang terbagi sebagai berikut :


Perencanaan Kebutuhan Alat


  • Mengindentifikasi rencana proyek yang akan dikerjakan : volume, lokasi, kondisi dalam mengindentifikasi kondisi ini termasuk medan lapangan dan pekerjanya, waktu dan tingkat kesulitan yang mungkinterjadi
  • Kombinasi perlatan : dalam merencanakan peralatan ini disamping diperlukan Analisa jenis alat yang akan dipakai juga kombinasi alat dalam mengerjakan pekerjaan tertentu di lapangan
  • Penjadwalan kerja : perlu diperhitungkan waktu mobilisasi dan demob agar ketersediaan alat di tempat sesuai dengan jadwal waktu yang telah direncanakan
  • Pemeliharaan dan perbaikan alat : perhitungkan ketersediaan sparepart, mekanik dan alat kerja supaya alat tetap dalam kondisi prima
  • Hubungan kerja : terutama dalam engadaan alat yang tidak dimiliki sendiri ( subcon ) disamping sewa alat juga biaya operator atau mekanik.
  • Biaya tak terduga lainnya.

 

2.    Indentifikasi dan Inventarisasi alat

 

Seharusnya perusahaan yang berbasis armada dan peralatan dapat mengetahui kondisi detail dari seluruh alat yang dimiliki :

·         Jumlah dan jenis alat

·         Kondisi Kesehatan alat

·         Lokasi alat

·         Status legalitas alat

Bila seluruh detail tersebut belum ada maka perusahaan harus melakukan unit opname ( semacam stok opname barang di Gudang , namun ini dilakukan untuk unit yang dimiliki )

3.    Pengadaan Alat

 Bila perkiraan kebutuhan alat dan ketersediaan alat telah diketahui, maka untuk alat yang belum tersedia perlu diperhitungkan pengadaannya :

 ·         Membeli alat baru : pertimbangkan import atau pembelian melalui dealer.

·         Pertimbangkan pembiayaannya : melalui dana bank atau leasing

·         Sub con : sewa alat atau memberikan langsung sub perkerjaan lain kepada pihak ketiga.

 

4.    Status Legalitas

 

Dalam melakukan pekerjaan di lapangan alat disertai dengan operator serta mekanik perlu dukungan legalitas :

 

·         Kendaraan : STNK atau SILO , KIR atau perijinanlain yang diperlukan

·         Driver : SIM yang sesuai dengan jenis kendaraan yang dipakai

·         SIO : untuk operator harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan alat yang dipakai

·         Mekanik : seritifikat mekanik yang sesuai dengan pekerjaannya

·         Perijinan yang lain yang diperlukan sehingga tidak menghambat pekerjaan

 

5.    Operasional Alat

 

·         Proses pemindahan alat  :  perlu adanya dokumentasi yang jelas ( berita acara ) tentang penempatan sebuah alat di suatu lokasi apakah sudah sesuai dengan kebutuhan proyek tersebut.

·         Mobilisasi dan Demobilisasi : perpindahan alat dari satu proyek ke proyek yang lain perlu adanya proses, dalam proses tersebut perlu adanya pengawasan kerja dan biaya

·         Indentifikasi alat dalam proyek : pengawas atau kepala proyek harus tahu persis jumlah, jenis , indentitas dan kemampuan setiap alat yang ditempatkan di proyek tersebut.

·         Pencatatan jam kerja setiap jenis alat setiap hari dan keterangan setiap jamnya, apakah operasional stay atau idle dengan keterangan yang jelas dan dapat diakumulasikan.

Diperlukan alat berupa form yang mudah dan singkat untuk diisi oleh operator, karena peran operator disini sangat dominan.

·         Hasil kerja per alat termasuk jenis pekerjaan, volume dan alat lain yang bekerja sama untuk pekerjaan tersebut, misalnya DT yang mengangkut material bekerja sama dengan exca yang memuatnya.

·         Rekap dan laporan harian dan bulanan untuk semua hasil kerja alat terutama yang berhubungan dengan subcon

 

6.    Pemeliharaan dan perbaikan

 

Tahapan dalam alur perbaikan dan pemeliharaan alat harus dibuat semudah mungkin sehingga tidak menyulitkan pekerja lapangan :

 

·         Pemeriksaan Harian (P2H) : pada umumnya perusahaan menugaskan operator melakukan pemeriksaan harian terhadap kondisi alat sebelum mulai bekerja kedalam form standar yang sudah ada.

·         Form keluhan : form ini dipakai oleh operator apabila menemui kendala teknis dalam menjalankan tugasnya, form ini sangat penting sehingga operator dengan mudah menyampaikan keluhannya tanpa harus mencari mekanik terlebih dahulu

·         Perencanaan service : pekerjaan ini dilakukan oleh planner untuk merencanakan pekerjaan pada waktu tertentu, misalnya service berkala, break down tertentu ( dari keluhan yang tidak dapat langsung dikerjakan ), overhaul. Planner harus dapat mencatat semua rencananya dan emngontrol kapan pekerjaan tersebut dapat ( harus ) dilakukan oleh mekanik.

·         Pelaksanaan service : mekanik harus dengan mudah urutan ( antrian ) pekerjaan yang harus dikerjakan dengan kasus yang sudah jelas dan sparepart serta alat tersedia, sehingga team mekanik dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan akurat.

·         Penundaan service : dalam kasus tertentu mekanik dapat saja menunda pekerjaan service yang sedang dilakukan misalnya kekurangan sparepart atau alat yang tidak diduga sebelumnya, penundaan ini harus disertadengan alasan yang jelas.

·         Menutup service : mekanik dapat menutup pekerjaanya dengan hasil “ selesai” atau non operasional.yaitu pekerjaan sudah tidak dapat dilanjutkan karena kondisi alat yang tidak dapat diperbaiki lagi atau karena perlatan yang tidak dimiliki untuk pekerjaan tersebut.

Dalam hal alat di tentukan non opersional diperlukan keputusan manajemen untuk proses selanjutnya.

 

7.    Pengendalian biaya  Alat

 

Pengendalian biaya ini adalah factor yang paling menentukan dan krusial dalam sebuah proses, setiap Langkah dalam alur proses diperlukan control untuk penengdalian biaya ini :

 

·         Pengadaan : proses pembelian alat harus dilakukan pada perusahaan yang tepat sehingga dapat meminimalisir pemborosan karena tingkat vendor, merk, kapasitas, demikian juga pada proses subcon, bahkan pada perusahaan besar alat dapat dibeli sendiri oleh proyek, sehingga lepas dari pengawasan kantor pusat apabilaproyek tersebut telah selesai.

 

·         Inventarisasi alat : banyak sekali perusahaan yang tidak dapat mengindentifikasi seluruh alatnya dengan baik, kasus paling banyak adalah pda alat dengan status “ non operasional “ biasanya alat sudah tidak terdata dan cenderung masuk besi tua.

·         Operasional : pencatatan konsumsi bahan bakar dan HM ( Hour Mter ) adalah masalah yang paling krusial untuk operasional alat, sehingga operator harus dimudahkan untuk mencatat hal tersebut.

·         Maintenance : hal yang paling umum pada proses maintenance adalah pada peran planner, apabila tidak berjalan dengan baik maka dapat terjadi pemborosan karena mekanik tidak dapat bekerja secara sistimatis, banyak terjadi pekerjaan didahulukan mekanik karena “ kedekatan” nya dengan operator.

 

8.    Penghapusan Alat

 

Ada 2 macam jenis penghapusan untuk alat :

·         Penghapusan karena non opersional : penghapusan jenis ini adalah dikaitkan dengan kondisi non opersional, yaitu alat mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

·         Penghapusan karena limitasi umur ekonomisnya.

·         Penghapusan karena jenis yang sudah tidak sesuai lagi dengan usaha perusahaan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar