–>
Tampilkan postingan dengan label rental. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rental. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 September 2022

Jenis unit dalam bisnis rental alat berat


Ada berbagai ragam unit dalam bisnis rental peralatan dan alat berat tergantung jenis. fungsi, dan dapat juga kapasitasnya , yang masing-masing mempunyai tarif dan perhitungan harga sewa yang berbeda, perbedaan tarif ini juga dapat disebabkan umur alat serta kapasitasnya.


Jenis unit menurut spesifikasi nya :


Unit alat berat yaitu unit spesifik alat berat yang tarifnya dibedakan berdasarkan kapasitas dan juga umur alat, misalnya excavator Komatsu pc 200 akan berbeda dengan komtsu PC 380, atau sesama PC 200 namun berbeda umurnya juga akan berdeda tarifnya, jenis alat ini kebanyakan dipakai dalam pertambangan dan kontraktor sipil, perhitungan sewa alat ini dapat ditentukan dengan lama sewa misalnya berdasarkan HM ( hour meter ), berdasarkan hari kalender, bulan kalender ataupun tahun kalender, namun dalam beberapa kasus juga dapat diperhitungan berdasarkan volume kerja (BCM).


Unit kendaraan berat, berbeda dengan unit alat berat maka pada kendaraan berat ini berbeda fungsinya, terutama pada perhitungan tarif sewanya, kendaraan operasional dan kendaraan berat banyak dipakai pada industri tambang (galian ) atau kontraktor, perhitungan sewa dapat berdasarkan waktu seperti pada alat berat, yaitu berdasarkan hari kerja, bulan atau tahun, namun dapat juga berdasarkan hasil kerja, berdarkan KM jarak tempuh, volume atau berat muatan, jenis muatan dan sebagainya.


Menghitung biaya sewa alat berat ( spesifik )


Perhitungan biaya sewa alat berat spesifik maksudnya alat berat perunit yang perhitungan kerjanya per individu alat, maksudnya excavator yang mempunyai indentitas unit misalnya EX-001 maka perhitungan sewanya berdasarkan kerja EX-001 tersebut apakah  per HM, per hari dan sebagainya.


Perhitungan biaya sewa unit gabungan. 


Pada peralatan terutama spesifik di dunia kontraktor, terdapat beberapa beberapa peralatan yang bekerjanya berdasarkan gabungan unit, misalnya TC ( tower crane ) peralatan ini bekerja merupakan gabungan beberapa peralatan, misalnya tower nya sendiri, boom, dan sebagainya yang penentuan sewanya berdasarkan gabungan unit-unit tersebut, disamping biasanya terdapat tambahan biaya pada saat pemasangan ( instalasi ) awal maupun pada saat pembongkarannya.


Perhitungan biaya sewa peralatan penunjang


Yang dimaksud dengan unit penunjang adalah perlatan yang tidak memiliki indentitas unit secara spesifik dan individual, maksudnya bila pada alat berat ada indentitas EX-001 maka pasti akan tertuju ke unit excavator tertentu, bila perusahaan memiliki 5 excavator dengan spesifikasi dan kodisi yang sama maka akan tetap dibedakan indentitasnya, misalnya EX-001, EX-002, EX-03 dan seterusnya, namun terdapat beberapa peralatan yang tidak diinntifikasi secara individual, misalnya scafolding, alat ini biasanya disewa dalam jumlah banyak, namun tidak diindentifikasi secara individual masing-masing unit, dalam kontrak atau surat jalan pasti disebutkan hanya scafolding misalnya 100 set, maka perhitungan sewanya juga akan per set barang tersebut, nilai konttraknya berdasarkan jumlah set tersebut.


Pada system HEMS maka masing jenis sewa tersebut dapat dilakukan oleh perusahaan rental secara spesifik berdasarkan jenis alat, fugsi dan lain sebagainya, pada artikel berikutnya akan dijelaskan secara rinci satu-persatu, silahkan diikuti.





Rabu, 30 Desember 2020

(7) Tahapan proses membangun sistem manajemen peralatan dan alat berat untuk proyek konstruksi

 


Ada beberapa Langkah yang harus dilalui dalam membangun system, utamanya dalam system manajemen peralatan dan alat berat agar setelah system sudah dijalankan tidak menemui hambatan baik di lapangan maupun di back office, pada system yang kurang baik justru akan membuat pusing petugas lapangan dalam menjalankannya.

Tahapan yang harus dilalui tersebut adalah :

 


PENGUMPULAN DATA AWAL

  1. Pengumpulan data permasalahan yang terjadi saat ini baik masalah proses kerja yang ada di lapangan misalnya sering terjadinya kerusakan unit yang tidak terduga, sering terjadi kehilangan sparepart, tidak termonitornya operasional unit di lapangan, dan lainnya , maupun masalah yang ada di manajemen, seperti proses pencatatan , proses pelaporan, proses penyimpanan data dan sebagainya.
  2. Pengumpulan data kebutuhan atau keinginnan dari pihak manajemen baik untuk pengendalian ataupun untuk Analisa, juga keinginan dari pihak lapangan, seperti mudahnya meminta sparepart bila diperlukan maintenance, mudah diketahuinya keberadaan dan kondisi unit dan sebagainya.
  3. Data yang sudah dimiliki saat ini, data ini akan dijadikan data awal system yang baru nanti, seperti detail data unit , detail dalam hal ini betul betul lengkap mulai data fisik, legal, data teknis, data nilai ( keuangan ), juga data barang yang juga harus detail sesuai data teknisnya, data karyawan terutama karyawan yang ada di lapangan misalnya mekanik, operator, driver, pengawas, helper dan sebagainya, data karyawan ini termasuk didalamnya foto KTP dan alamat lengkap daerah asal.
  4. Pengumpulan data awal ini betul-betul diperlukan detail, misalnya untuk unit dan sparepart hafrus diadakan opname ke lapangan, sedangkan data SDM karus di rekonsiliasi dengan pihak HRD supaya benar-benar valid. Data-ata tersebut dikumpulkan dalam format excel sehingga dengan mudah dapat di transfer kedalam system sebagai data awal.

MEMBANGUN SISTEM

  1. Stok opname : melakukan indentikasi dan penghitungan fisik sparepart dan shop supplies di Gudang ( workshop ), termasuk pendataan barang yang belum masuk dalam data awal, biasanya barang bawaan mesin yang tidak didata.
  2. Unit opname : melakukan pengecekan dan indentifikasi seluruh unit, baik data teknis seperti nomor lambung, nomor mesin, nomor rangka, type, kapasitas, juga data legal seperti perijinan STNK, SILO, KIR dan sejenisnya serta data value, seperti nilai pembelian, nilai buku, nilai investasi, dan deprsesiasi
  3. Pembuatan prosedur kerja berdasarkan data permasalahan dan kebutuhan perusahaan yang telah disusun diatas.
  4. Berdasarkan data prosedur kerja dibuat / dimodifikasi program sesuai alur kerja dalam prosedur tersebut.
  5. Secara parallel fitur program yang telah selesai mulai dijalankan di lapangan, berfungsi sekaligus untuk pengecekan program dan alur lapangan.
  6. Trial running ; penggunaan atau implementasi system dengan data parallel system lama.
  7. Cut off : menghentikan system lama dan menggantikan dengan system baru.

 PENDAMPINGAN TEKNIS

  1. Sistem berjalan di lapangan dan administrasi back office dengan monitoring langsung dari programmer.
  2. Perbaikan system yang masih belum berjalan sesuai rencana.
  3. Sistem Running



Senin, 28 Desember 2020

(3) Manfaat System Perawatan alat berat bagi Perusahaan Konstruksi dan Pertambangan

 


System dan software perawatan alat berat saat ini telah menjadi kebutuhan vital bagi setiap Perusahaan terutama peusahaan jasa konstruksi / kontraktor, pertambangan, perkebunan dan perusahaan berbasis armada lainnya.

Banyak perusahaan mulai menyadari bahwa mengelola peralatan secara manual tidak membantu mereka mencapai efektifitas dan efisiensi yang diharapkan. Manajemen peralatan dan alat berat yang semestinya mampu membantu perusahaan mengelola operasional dan perawatan secara lebih efisien malah menjadi salah satu faktor penyebab kerumitan dan kerugian.

Apabila  saat ini Anda sedang berpikir untuk mengotomatiskan pengelolaan peralatan dan alat berat dalam Perusahaan Anda, perlu dipertimbangkan penggunaan HEMS untuk menangani pengelolaan peralatan perusahaan anda..

Sebelum memutuskan untuk menggunakan perangkat lunak perawatan alat berat, ada baiknya jika Anda memahami fungsi dari system tersebut terlebih dahulu.

Apa Itu Manajemen Peralatan dan alat berat?

Sebelum mempelajari tentang kegunaan sistem perawatan alat berat bagi Perusahaan, Anda perlu terlebih dahulu memahami apa itu manajemen peralatan dan alat berat. Manajemen peralatan dan alat berat mengacu pada perencanaan strategis, pengelolaan, pengarahan, dan pengendalian proses kerja peralatan dan alat berat dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Manajemen peralatan dan alat berat penting bagi setiap Perusahaan untuk memastikan bahwa operasional peralatan tetap dalam konsisi stabil .  Tugas dari manajer peralatan dan alat berat atau orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan peralatan dan alat berat adalah memperkirakan kebutuhan alat yang tepat untuk menjalankan sebuah project , menentukan type sesuai fungsi alat dan jenis perkerjaan , menentukan peralatan sesuai kapasitas kerjanya , membuat kebijakan lainnya terkait peralatan dan alat berat, mengambil keputusan agar tidak salah dalam melakukan investasi di bidang perlatan , dan masih banyak lagi.

Tujuan dari penerapan manajemen peralatan dan alat berat sendiri adalah untuk mengoptimalkan kapasitas alat supaya tetap dalam kondisi prima dan dapat beroperasional maksimal . Tanpa manajemen peralatan dan alat berat yang baik, perusahaan akan kesulitan mencapai objektifnya dan mengalami banyak kerugian yang berujung pada kebangkrutan.

Pengertian System Perawatan alat berat

System perawatan alat berat atau software perawatan alat berat (disebut juga sebagai aplikasi peralatan dan alat berat) adalah perangkat lunak yang dirancang untuk perusahaan konstruksi dan pertambangan dalam mengelola perlatannya dan menyederhanakan dan mengotomatiskan pencatatan, pendataan dan informasi operasional dan perawatan peralatan dan alat berat dalam suatu organisasi perusahaan.

Saat ini, sistem perawatan alat berat dalam bentuk perangkat lunak merupakan alat bantu yang krusial bagi perusahaan apapun.  Perangkat lunak ini memungkinkan pelacakan transaksi peralatan dan alat berat yang terperinci dan pembuatan berbagai laporan peralatan dan alat berat secara instan.

Sebelum ada aplikasi peralatan dan alat berat, tugas-tugas dalam operasional dan perawatan peralatan dan alat berat harus dilakukan secara manual, dari dokumen di lapangan dicatat biasanya menggunakan aplikasi excel, sehingga banyak kegiatan operasional yang harus dicatat beberapa kali dan tidak efesien Pembuatan laporan umumnya tidak praktis, karena manajer peralatan harus mengonsolidasikan entri secara manual. Sistem  peralatan dan alat berat mengotomatiskan tugas-tugas ini, mengurangi waktu dan biaya pencatatan, dan memungkinkan pengambilan keputusan peralatan dan alat berat yang lebih baik melalui pelaporan real-time.

Manfaat System Perawatan alat berat bagi Perusahaan

Profesional perawatan alat berat menganggap sistem perawatan alat berat sebagai aset perusahaan yang mampu meningkatkan efisiensi departemen peralatan dan alat berat secara signifikan. Di luar itu, beberapa manfaat penting lain yang dapat diberikan oleh perangkat lunak ini kepada Perusahaan Anda adalah sebagai berikut.

Memastikan monitoring operasional dan perawatan  yang Baik

System perawatan alat berat memungkinkan pemilik Perusahaan mengontrol peralatan dan alat beratnya secara otomatis, sekalipun pemilik Perusahaan bukan orang yang ahli dalam perawatan alat berat. Dengan sedikit pelatihan, pemilik Perusahaan dapat mengelola semua operasional perawatan alat beratnya menggunakan komputer atau perangkat selulernya tanpa harus membayar pihak eksternal untuk mengontrol operasional dan perawatannya.

Menghemat Biaya Perusahaan

Aplikasi peralatan dan alat berat mengotomatiskan pencatatan pekerjaan opersional dan perawatan serta mengatur susunan operasional dan perawatan , sehingga Anda tidak perlu melakukan outsourcing manajemen peralatan dan alat berat kepada pihak eksternal. Perangkat lunak ini juga dapat mengurangi biaya yang berkaitan dengan pencetakan dan pemberian dokumentasi, sebab seluruh data disimpan secara digital di lokasi yang aman dan terpantau.

Meningkatkan Akurasi Data

Salah satu manfaat penting dari aplikasi peralatan dan alat berat yang baik adalah sistem ini dapat meminimalkan human error yang biasa terjadi saat pencatatan dan entri data. Ketidakakuratan dalam laporan peralatan dan alat berat dapat menyebabkan krisis yang berdampak pada keberlangsungan Perusahaan, dan sistem perawatan alat berat dapat mencegah hal ini terjadi.

Mempermudah Pengambilan Keputusan

Ini merupakan salah satu keunggulan utama dari sistem perawatan alat berat yang canggih. Tanpa perangkat lunak ini, Anda akan kesulitan memahami secara rinci kondisi peralatan dan alat berat Anda. Sistem ini memberikan Anda informasi  yang dapat membantu Anda memonitor dan memutuskan dimana peralatan dan alatberat berada, bagaimana kondisinya, dan operasional dalam kondisi bagaimana, dan berkaitan dengan kontrak yang mana, serta bagaimana historicalnya waktu demi waktu.

Dengan gambaran yang jelas tentang keadaan peralatan dan alat berat Anda saat ini, Anda akan bisa lebih mudah mengembangkan strategi yang cerdas dan mengalokasikan sumber daya dengan tepat.

Meningkatkan Keamanan Data Peralatan dan alat berat

Data peralatan dan alat berat adalah informasi perusahaan yang bersifat konfidensial dan harus dijaga agar tidak jatuh ke tangan yang salah atau hilang. Sistem perawatan alat berat memastikan data peralatan dan alat berat Anda tetap aman dengan menyimpannya dalam sebuah sistem terpusat yang terlindungi oleh firewall. Hanya mereka yang diberikan hak akses yang dapat melihatnya.

Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Membuat laporan peralatan dan alat berat dan merapikan catatan adalah pekerjaan yang sangat memakan waktu. Untuk melakukan pekerjaan ini secara manual, karyawan Anda mungkin harus mengorbankan pekerjaan penting lainnya. Belum lagi jika mereka harus memperbaiki error yang sering terjadi ketika tugas-tugas perawatan alat berat dilakukan secara manual. Namun, dengan system, semua tugas peralatan dan alat berat dapat dikerjakan secara otomatis sehingga karyawan Anda dapat melakukan pekerjaan lain yang bernilai untuk Perusahaan Anda.

Beruntung saat ini telah ada perangkat system perasional dan perawatan peralatan dan alatberat anak bangsa yang dapat mendukung kegiatan tersebut untuk perusahaan konstruksi, rental, pertambangan, perkebunan, distribusi dan transportasi serta perbengkel, produk tersebut bernama HEMS ( Heavy Equipment Management System )

Fitur-Fitur Umum dalam HEMS sebagai Sistem Perawatan alat berat yang Canggih

Pada suatu  sistem perawatan alat berat memiliki fitur dasar yang dapat mendukung kegiatan operasional dan peralwatan peralatan dan alat berat. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Peralatan sebagai asset

Ini mungkin merupakan fitur sistem perawatan alat berat yang paling krusial. Dalam fitur ini akan mencakup mencatatan detail data tentang peralatan dari data fisik berupa nomor lambung, nomor mesin, nomor lambung dan data detail lainnya, juga dapat ditampilkan informasi tentang kondisi, lokasi, dan keterikatan kontrak unit peratan tersebut, serta nilai unit dan depresiasinya.

Manajemen Project

Fitur ini untuk mencatat dari perencanaan biaya sebuah proyek yang dihubungkan dengan penggunaan alatnya, kontrak proyek, jenis dan jumlah alat yang akan digunakan, tarif sewa per alat serta biaya lain yang timbul dalam penggunakaan alat dalam sebuah proyek, dan akhirnya dilaporkan secara otomatis laporan rencana biaya dan actual biaya per alat dan per project baik bulanan maupun akumulasi per project.

Proses maintenance

Perawatan alat merupakan hal yang sangat vital bagi perusahaan yang memiliki banyak alat apalagi peralatan tersebut merupakan alat produksi yang menjadi urat nadi dari usaha perusahaan.

Pada system perawatan peralatan dan alat berat proses maintenance dimulai dari penyampaian keluhan atau masalah yang ditemui oleh operator pada saat operasional, masalah teknis yang ditemui pada saat P2H, atau perencanaan yang dilakukan oleh planner untuk perawatan berkala, break down, ataupun maintenance lain yang sudah direncanakan.

Dari awal penenmuan masalah tersebut akan diikuti terus setiap Langkah prosesnya sampai dengan selesai untuk dapat dioperasikan kembaliatau tidak dapat dipakai lagi karena rusak total. Fitur ini diakhiri dengan laporan historical service yang melaporkan detail service yang pernah dialami unit dari waktu ke waktu.

Manajemen Inventory

Manajemen inventory dalam sistem perawatan alat berat  ini dikhususkan pada sprepart yang baik terintegrasi dengan pembelian  penerimaan, manajemen gudang, serta pengeluaran yang secara otomatis dikaitkan dengan penggunaansparepart untuk maintenanace unit 





Kamis, 24 Desember 2020

(6) Alur kerja - HEMS sebagai Sistem Informasi Manajemen Peralatan konstruksi





HEMS sebagai suatu sistem informasi yang khusus menangani manajemen peralatan konstruksi memiliki 5 bagian utama, yaitu asset, operasional project, maintenance dan inventory yang kesemuanya berkaitan secata langsung sehingga membentuk informasi yang sangat berguna membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.


HEMS berasal dari 4 master yaitu unit (1) , proyek (2) , karyawan (3) dan sparepart yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1)(2)(3) Data Master

Unit :
Berisi detail data unit seperti kendaraan, alat berat, mesin, alat dan tools berupa data indentitas, legalitas dan value.

Proyek :
Berupa data proyek yang akan atau sudah didapatkan berupa data nomor proyek yang bisa diisi dengan nomor kontrak kalau belum ada bisa pake nomor sementara dulu, penanggung jawab dan tanda tangan, lokasi proyek, dan unit yang akan digunakan dlam proyek tersebut.

Karyawan :
Data karyawan lapangan terutama driver ( kendaraan dan truck ), operator ( alat berat, dan alat lainnya ), mekanik, pengawas, detail data karyawan ini akan digunakan pada saat operasional untuk data driver atau operator, pengawas untuk data site, dan mekanik pada saat maintenance.

Sparepart :
Data detail sparepart dan shop supplies di gudang, ID sparepart, part number,rincian detail dan jumlah yang ada di gudang, data ini akan digunakan pada saat maintenance dan menggunakan sparepart untuk pemakaian langsung di workshop

(4) Input kontrak proyek

  • Input data rencana proyek : unit yang hendak dipakai dalam satu proyek, rencana biaya untuk peralatan ( maintenance dan operasional ) selama proyek akan berlangsung.
  • Input data rencana indentitas proyek : nama proyek, pemilik proyek, alamat proyek, pekerjaan volume dan nilai proyek termasuk cara pembayarannya.
(5) Data kontrak proyek
  • Dari input data proyek maka akan diketahui detail proyek, berupa data pemilik proyek, alamat, jenis perkerjaan, volume pekerjaan dan cara pembayarannya.
  • Data unit yang akan dipakai jenis dan banyaknya serta berapa lama kira2 mau digunakan.
  • Data rencana penggunaan unit ini diinfomesikan kepada bagian asset untuk rencana alokasi unit ( dilihat unit yang ready dan sedang tidak terikat kontran, bila tidak ada maka dapat diajukan rencana pembelian atau rencana sewa.
  • Data rencana pendapatan dan biaya proyek.
(6) Input mobilisasi alat
  • Berdasarkan pengajuan unit maka bagian aset membuat rencana mobilisasi alat, mutasi alat menuju proyek yang telah ditentukan berdasarkan rencana penggunaan alat yang sudah masuk diatas.
  • SEmua unit yang sudah dimobilisasi ( mutasi ke proyek ) baru dapat diinput time sheetnya untuk mencatat jam kerja mesin atau jam kerja orang, serta biaya yang timbul terutama biaya operasional dan maintenance.
(7) Data mutasi alat
  • Data mutasi alat ini dapat menunjukkan riwayat mutasi alat ( historical ), telah dipakai di proyek mana saja, dimana berapa lama, dan kapan tanggalnya
(8) Input laporan harian alat
  • Semua unit yang sudah di mobilisasi dengan ikatan kontrak terhadap proyek tertentu maka baru dapat dientry operasionalnya.
  • Data yang dimasukkan adalah data time sheet seperti jam kerja, vulume, ritase, 
  • Dari data entry time sheet ini akan didapat rekap data jam kerja dan operasional lainnya.
(9) Laporan operasional alat
  • Rekap harian, bulanan atau tahunan per unit atau seluruh unit.
  • Rekap data inilah dapat dijadikan dasar untuk penerbitan invoice sewa atau hasil proyek
  • Invoice dapat diterbitkan secara otomatis dari data tersebut diatas.
(10) Riwayat operasional alat
  • Laporan yang berupa historical penggunaan alat pada setiap proyek, jenis alat, jumlah alat, hasil alat, lama penggunaan dan waktunya.
  • Laporan hasil proyek, berupa rekap seluruh biaya alat dan hasil yang diterima per alat atau dari seluruh alat




Minggu, 20 Desember 2020

(1) HEMS - Sistem Manajemen Operasional dan Perawatan Kendaraan dan Alat Berat



HEMS – Heavy Equipment Management System atau Sistem Manajemen Operasional dan Perawatan Peralatan adalah system atau alur tata Kelola peralatan khususnya perlatan konstruksi  yang didukung software berbasis web sehingga mudah diakses oleh seluruh bagian terkait dari manapun dan kapanpun.


Sebuah perjalanan Panjang yang ditempuh HEMS dimulai sejak tahun 2002 dari sebuah bengkel setelah lebih dari 19 tahun bergaul dengan komponen otomotif ( bearing ).


Dari bengkel yang kebetulan mendapat dukungan langsung dari Astra untuk membina bengkel UKM di seluruh Jabotabek beranggotakan lebih dari 100 bengkel, diketahui bahwa permasalahan utama usaha bengkel adalah dari manajemen bengkel dimana pemilik bengkel tidak memiliki catatan tentang perjalanan usahanya, dan tidak dapat mengatur dan mengedalikan arus keuangannya, sehingga berakibat banyak bengkel anggota tak berumur Panjang.


Untuk dapat menerapkan manajemen yang baik tentunya diperlukan tools, dari situ dirancanglah sebuah software yang diniatkan untuk membantu para anggota UKM bengkel agar lebih maju, diciptakan sebuah system dengan nama SIB ( Sistem Informasi Bengkel )


Perkembangan di tahun 2009 akhir ternyata dari system dan alur kerja bengkel dapat diterapkan pada alur kerja workshop, sehingga  SIB berubah menjadi MMIS ( Maintenance Management Information System ) sebuah system manajemen maintenance dengan dukung software desktop berbasis Microsoft access, yang tahap awal di implementasikan pada site pertambangan batubara di Kintap – Kalimantan Selatan, dilanjutkan ke Ampah Kalimantan Tengah, Melak – Laimantan Timur, serta Semboja – Kalimantan Timur.


Masih menggunakan software desktop sampai tahun 2011 MMIS disamping diimplementasikan masih di lingkungan tambang batubara di Jambi dan Tamiang - Kalteng, namun disini sudah berkembang ke bidang lain yaitu galangan kapal, pengurugan,  di Gresik – Jawa Timur dan mulai merambah ke kontraktor sipil di Rembang dan Denpasar.


Kelanjutan dari kontaktor inilah yang tingkat perkembangannya jadi sedemikian besar, MMIS mulai diterapkan untuk mengelola peralatan pada perusahaan kontraktor pilling ( tiang pancang ).


Perkembangan yang cukup drastic terjadi di tahun 2017 dimana MMIS diharuskan berubah karena tuntutan implementasi lapangan untuk mengelola perawatan peralatan proyek tol Cimanggis – Cibitung, sehingga MMIS harus berubah menjadi HEMS ( Heavy Equipment Management System ), perubahan yang sangat drastis dari software yang berbasis desktop menjadi web.


Perkembangan selanjutnya masih di sekitar BUMN, HEMS dipercaya sebagai system manajemen tidak saja perawatan namun sudah melebar ke operasional peralatan pada usaha rental dan jasa konstruksi, dan kontraktor pekerjaan sipil di Bandar Lampung , Manado.dan Pomalaa- Sulawesi Tenggara.


HEMS berkembang terus di tahun 2019 ke bidang usaha di luar tambang dan kontraktor yaitu untuk manajemen distribusi pada perusahaan distributor bahan bangunan di Kalimantan Barat, dan untuk pengelolaan bengkel rekanan di Timika Papua.


Terakhir di tahun 2020 ini HEMS dipercaya oleh perusahaan nasional yang menangani pembangunan PLTA ( Pembangkit Listraik Tenaga Air ) di Kerinci Jambi, dalam project ini HEMS menangani secara penuh mulai dari monitoring asset ( perlatan ), operasional perlatan proyek, perawatan dan perbaikan perlatan dan manajemen inventory dan Gudang sparepart.


Selama tahun 2020 - 2021 perkembangan HEMS agak terhambat dikarenakan Covid 19, client yang selama ini berjalan beberapa mengalami kendala dalam usahanya, begitu juga HEMS karena banyaknya penyekatan dan lockdown mengakibatkan HEMS nyaris tak dapat bergerak.


Mengakhiri tahun 2021 dan mengawali tahun 2022 seiring makin memudarnya covid 19 yang berakibat pergerakan makin agak leluasa, HEMS bergerak begitu cepat, beberapa client baru dengan ragam bidang usaha dan lokasi yaitu di Kalimantan selatan, Denpasar, Surabaya, Palembang dan Jakarta sangat berpengaruh pada perkembangan system,modul dan fitur HEMS yang semakin market friendly makin mendekati tuntutan pasar yang menghendaki perubahan sesuai perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat.





(2) HEMS - Memudahkan Pengelolaan Peralatan dan Alat Berat pada perusahaan Konstruksi

 




HEMS sebagai sistem manajemen pengelolaan peralatan, kendaraan dan alat berat berkembang sejak akhir tahun 2009, implementasi sudah berbagai jenis bidang usaha seperti project, kontraktor, tambang, distribusi, bengkel dan lainnya yang tersebar hampir di sepanjang Nusantara. 

Berbagai masalah yang cukup sulit pada pengelolaan operasional dan perawatan peralatan dan alat berat konstruksi adalah jumlahnya terdiri dari berbagai type dan merek, disamping itu lokasi penempatannya juga sangat beragam dan pada umumnya dalam jarak yang cukup berjauhan terutama dari kantor pusat sebagai pusat pengendalian.

Setiap jenis alat mempunyai karakteristik sangat berbeda, fungsi sangat spesifik untuk pekerjaan tertentu, sehingga dalam mengopersikan juga membutuhkan perlakukan yang berbeda dengan operator yang khusus menguasai alat tersebut, demikian juga dalam perawatannya memerlukan mekanik yang khusus mengenal karakteristik alat tersebut.

Solusi untuk permasalahan pengelolaan operasional dan perawatan alat tersebut diatas sesuai perkembangan teknologi saat ini adalah dengan menggunakan system dengan dukungan software yang berbasis web, sehingga kantor pusat yang berjarak cukup jauh dapat memonitor dan mengendalikan lapangan secara real time.

Mengapa harus didukung software berbasis web, karena dengan dukungan teknologi internet saat ini, software berbasis web menjadikan sangat mudah diakses oleh seluruh bagian yang terkait system baik berada di site maupun dikantor pusat, atau bahkan mungkin di tempat lain yang berbeda dapat bekerja sama secara real time, pelaksanaan kerja di lapangan dapat diikuti dan terpantau di kantor pusat saat itu juga, sehingga dapat dilakukan keputusan yang lebih cepat dan akurat

Sayangnya yang kita tahu saat ini, system dan software semacam itu baru ada dari vendor luar negeri, seperti Canada, USA dan lainnya, sehingga pada implementasinya banyak menimbulkan kendala, yatu pertama masalah bahasa umumnya bahasa Inggris yang tentu saja tidak dengan musah difahami oleh operator lapangan, kedua  software massal yang baku dengan alur kerja yang belum tentu sesuai dengan kondisi di Indonesia, ketiga software bersifat baku dan massal itu tidak mudah untuk dimodifikasi untuk disesuaikan dengan kondisi di perusahaan, ditambah lagi komunikasi dengan team support tidak mudah, masalah lainnya adalah harga yang pada umumnya dikenakan tarif per user per bulan sehingga bila diperhitungkan biayanya menjadi sangat mahal.

Namun saat ini telah ada HEMS ( heavy Equipment Management System ) suatu system didukung software berbasis web ( cloud ) karya anak bangsa untuk mengatasi segala permasalahan operasional dan perawatan ( maintenance ) peralatan dan alat berat yang tentu saja sangat familiar dan akrab.

Apa perbedaan mendasar antara HEMS dengan software dari luar ?

Yang jelas HEMS , “ gue banget “ , system sangat menyatu dengan internal perusahaan, bagaimana tidak, system dapat disesuaikan dengan kondisi perusahaan tidak hanya alur kerjanya, namun sampai dengan istilah-istilah juga dapat digunakan istilah yang berlaku umum di internal perusahaan, sehingga sampai dengan operator lapangan yang paling dasarpun merasa sangat akrab dengan system ini.

Dengan software berbasis web HEMS tidak memerukan instalasi pada setiap computer sehingga sangat mudah digunakan, hanya diperlukan internet dan browser, dan tidak membatasi jumlah user sesuai jumlah bagian yang terkait system.

Kelebihan HEMS yang lebih prinsip lagi yaitu, team design dan support menyatu dengan team system internal perusahaan, sehingga segala permasalahan bukan hanya dapat disampaikan melalui alat komnikasi namun dapat langsung duduk Bersama menemukan solusinya, bahkan terdapat cerita komunikasi team HEMS dengan pelaksana lapangan saat menemukan masalah dalam implementasi, pada saat HEMS menyampaikan bahwa merka adalah pihak external, maka pelaksana lapangan menjawab bahwa anda telah menghirup udara desa kami, telah memakan hasil dari bumi kami, sehingga kami sudah tidak lagi menganggap team adalah pihak luar, anda adalah keluarga kami, demikian menyatunya, team dengan lapangan.

HEMS di design sangat spesifik  sehingga masing-masing versi fekus terhadap bidang tertentu, yaitu kontraktor, rental alat berat, project, bengkel alat berat, distribusi dan bahkan dapat dedesign lebih spesifik pada bidang kerja perusahaan anda.

lihat detail beberapa versi yang ada di HEMS .....

Modul dasar dan standar HEMS focus pada masalah operasional dan maintenance, dan unit nya sendiri sebagai asset, namun masing-masing modul menjadi sangat spesifik.



Modul unit menyajikan data yang sangat detail dan lengkap, dari nomor lambung, expire STNK, nilai ( value ) unit dari nilai perolehan, nilai buku sampai penyusutan, bahkan dilengkapi dengan tampilan unit yang dapat dibuat berdasarkan tanggal tertentu, sehingga dapat dilaporkan kondisi unit secara visual waktu demi waktu.

Modul operasional dengan proses dari persiapan project, mutase unit ( mobilisasi dan demobilisasi ), pencatatan jam kerja, hasil kerja ( muatan ) dan ritase, nama operator, sehingga dapat dilaporkan Riwayat kerja unit dari waktu, berapa lama unit berada dalam satu proyek dan dimana proyek itu berada.

Modul maintenance menampuh sumber keluhan / problem dari 3 sumber yaitu keluhan operator saat operasional, masalah yang ditemukan pada saat P2H dan rencana service ( berkala ataupun overhaul ) yang dibuat oleh planner, tahapan proses sedemian detail perlangkah dari mulai menangani keluhan sampai selesainya pekerjaan, pada modul maintenance terdapat historical service yang mencatat waktu demi waktu perlakuan service terhadap unit, proes maintenance disertai dengan foto untuk menampung laporan bagian unit yang sedang dalam maintenance, sehingga kantor pusat ataupun pengawas dapat mengikuti proses maintenance dengan detail.

Proses maintenance didukung dengan modul inventory, yang tahapannya dimulai dari permintaan sparepart dari planner, pembelian penerimaan di Gudang dan penggunaannya pada unit, modul ini dilengkapi juga manajemen Gudang yang melaporkan kondisi stok mutase stok secara detail.

Lebih lengkapnya lagi untuk versi kontraktor ada laporan proyek yang menampilkan data dari perencanaan proyek actual biaya yang dikeluarkan, pada versi bengkel proses penerimaan customer dan laporan bulanan atau periodical, dan lain-lain sesuai versinya.


Sabtu, 19 Desember 2020

(4) HEMS - APLIKASI SISTEM OPERASIONAL DAN PERAWATAN KENDARAAN DAN ALAT BERAT





HEMS ( Heavy Equipment Management system ) atau Sistem Manajemen Operasional dan Perawatan Peralatan, sangat tepat diimplementasikan pada perusahaan berbasis armada, seperti Project, Kontraktor, Pertambangan, Perkebunan, Distribusi, Expedisi, Cargo, dan Bengkel


HEMS ( Heavy Equipment Management system ) memiliki 5 versi software aplikasi berbasis web, yang masing-masing spesifik untuk menangani bidang usaha tertentu seperti diatas :


PROJECT

Untuk perusahaan yang khsusus menangani sebuah  project tertentu, biasanya project ini cukup besar dengan jangka waktu yang cukup lama.

Data unit yang lengkap, dan pada fitur operasional dapat dikelompokkan bedasarkan lokasi tertentu jam kerja dan hasil kerja serta perpindahan / ritase per unit , matenanance dengan detail tahapan proses, manajemen inventory khususnya sparepart, manajemen SDM, fitur pada versi ini tidak dilengkapi dengan valur ( nilai rupiah ) karena biasanya penggunaan aplikasi project ini ada dibawah kendali pusat.


KONTRAKTOR

Untukperusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor sipil ( jasa kontruksi ) yang menangani beberapa proyek di tempat dan pemilim proyek yang berbeda.


Data unit yang lengkap, operasional dapat dikelompokkan bedasarkan lokasi dan proyek tertentu untuk mengelompokkan biaya peralatan per proyek, matenanance dengan detail tahapan proses, manajemen inventory khususnya sparepart, manajemen SDM, fitur pada versi ini dilengkapi dengan perencanaan biaya per project dan laporan actual biaya per project, unit peralatan yang digunakan pada setiap proyek.


Pada fitur operasional dilengkapi dengan proses mobilisasi dan demobilisasi unit serta mutase unit setiap titik proyek sehingga dihasilkan historical project yang dapat memberikan informasi suatu unit pernah bekerja di project mana dan berapa lama.


RENTAL


Untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang rental alat berat, yaitu hanya menyewakan unit ke pihak lain untuk dikerjakan pada proyeknya.


Data unit yang lengkap, operasional dapat dikelompokkan bedasarkan lokasi dan proyek tertentu untuk mengelompokkan biaya peralatan per proyek, matenanance dengan detail tahapan proses, manajemen inventory khususnya sparepart, manajemen SDM, fitur pada versi ini dilengkapi dengan perencanaan biaya per project dan laporan actual biaya per project, unit peralatan yang digunakan pada setiap proyek,


Pada fitur operasional dilengkapi dengan proses mobilisasi dan demobilisasi unit serta mutase unit setiap titik proyek sehingga dihasilkan historical project yang dapat memberikan informasi suatu unit pernah bekerja di project mana dan berapa lama.


Pada versi rental ini modul operasional berhubungan langsung dengan modul keuangan, hasil atau jam kerja setiap unit dapat dihubungkan langsung dengan penerbitan invoice penagihan.


BENGKEL

Versi bengkel ini adalah HEMS yang khusus untuk menangani operasional bengkel kendaraan dan alat berat milik pihak lain, system kerja bengkel ini dapat berupa bengkel umum maupun rekanan bagi perusahaan pemilik unit.


Fitur bengkel ini focus pada proses pengerjaan maintenance dari penerimaan unit dari customer, proses pemberian informasi tentang perkiraan pengerjaan, tahapan proses pengerjaan dan hasil kerja serta proses pembayaran maupun penagihan.


DISTRIBUSI


Versi distribusi ini focus untuk perusahaan dagang yang mengirimkan barang ke beberapa distributor menggunakan armadanya atau menggunakan perusahaan expedia pihak lain.


Kekhususan versi ini adalah pada penjualan barang tidak hanya menampilkan tranaksi penjualan namun juga alat pengirimnya ( armada ), sehingga perusahaan dapat mengetahui dengan persis sustu barang dikirim kapan dan dengan cara bagaimana.


DEVELOPMENT


Versi ini menggabungkan beberapa versi standar yang telah ada karena kebutuhan dan kekhususan pada proses bisnis yang dimiliki perusahaan.


Versi ini dapat dikembangkan dari fitur yang sudah ada menjadi lebih lengkap, misalnya pada modul karyawan yang standarnya hanya untuk mencatat data karyawan khususnya operator dan driver untuk dikaitkan dengan operasional unit, dapat dikembangkan ke keuangan karyawan, misalnya gaji, uang makan, insentif dan laIn-lain.



Senin, 14 Desember 2020

(5) Siklus Peralatan dalam Perusahaan Jasa Konstruksi



Manajemen Peralatan atau tata kelola peralatan dalam sebuha perusahaan konstruksi adalah sebuah metode pengelolaan alat agar dapat beroperasi atau bekerja secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang tepat guna dan berhasil guna . Sedangkan yang dimaksud dengan peralatan adalah semua barang yang diperlukan untuk membantu melakukan pekerjaan tertentu ( proyek ).


Setiap perusahaan yang berhubungan dengan konstruksi pasti memiliki peralatan, yang jenis nya sesuai dengan usaha perusahaan tersebut, manajemen peralatan disini khusus tentang peralatan konstruksi yang biasanya terbagi dalam berbagai jenis, seperti : kendaraan, alat berat, mesin, alat dan tools.


Kendaraan terbagi dua terdiri dari kendaraaan produksi yatu kendaraan yang dipakai dalam proses produksi, seperti dump truck, water truck, sedangkan kendaraan yang  lain adalah sebagai penunjang operasional seperti kendaraan antar jemput, sepeda motor dan lainnya.


Alat berat jelas kelihatan dari bentuknya seperti excavator, dozer dan lainnya, sedangkan mesin adalah mesin yang dipakai untuk menunjang produksi seperti genset, compressor dan lainnya./p>

Alat lain yang dimaksud adalah lebih spesifik ke alat angkat seperti tower crane, dan masih ada satu jenis lagi yaitu plant yaitu serangkaian peralatan untuk kerja tertentu, misalnya AMP ( Asphalt Mixer Plant ) , alat pencampur aspal, Batching plant danlainnya.Satu lagi adalah tools, alat jenis ini biasanya kurang termenej dengan maik karena biasanya bentuknya yang tidak terlalu besar sehingga mudah dipindahkan, seperti jack hammer, mesin drilling, stemper dan lainnya.


Peralatan dalam sebuah perusahaan konstruksi memiliki siklus hidup sepanjang perjalanan dalam proyek, yang terbagi sebagai berikut :


Perencanaan Kebutuhan Alat


  • Mengindentifikasi rencana proyek yang akan dikerjakan : volume, lokasi, kondisi dalam mengindentifikasi kondisi ini termasuk medan lapangan dan pekerjanya, waktu dan tingkat kesulitan yang mungkinterjadi
  • Kombinasi perlatan : dalam merencanakan peralatan ini disamping diperlukan Analisa jenis alat yang akan dipakai juga kombinasi alat dalam mengerjakan pekerjaan tertentu di lapangan
  • Penjadwalan kerja : perlu diperhitungkan waktu mobilisasi dan demob agar ketersediaan alat di tempat sesuai dengan jadwal waktu yang telah direncanakan
  • Pemeliharaan dan perbaikan alat : perhitungkan ketersediaan sparepart, mekanik dan alat kerja supaya alat tetap dalam kondisi prima
  • Hubungan kerja : terutama dalam engadaan alat yang tidak dimiliki sendiri ( subcon ) disamping sewa alat juga biaya operator atau mekanik.
  • Biaya tak terduga lainnya.

 

2.    Indentifikasi dan Inventarisasi alat

 

Seharusnya perusahaan yang berbasis armada dan peralatan dapat mengetahui kondisi detail dari seluruh alat yang dimiliki :

·         Jumlah dan jenis alat

·         Kondisi Kesehatan alat

·         Lokasi alat

·         Status legalitas alat

Bila seluruh detail tersebut belum ada maka perusahaan harus melakukan unit opname ( semacam stok opname barang di Gudang , namun ini dilakukan untuk unit yang dimiliki )

3.    Pengadaan Alat

 Bila perkiraan kebutuhan alat dan ketersediaan alat telah diketahui, maka untuk alat yang belum tersedia perlu diperhitungkan pengadaannya :

 ·         Membeli alat baru : pertimbangkan import atau pembelian melalui dealer.

·         Pertimbangkan pembiayaannya : melalui dana bank atau leasing

·         Sub con : sewa alat atau memberikan langsung sub perkerjaan lain kepada pihak ketiga.

 

4.    Status Legalitas

 

Dalam melakukan pekerjaan di lapangan alat disertai dengan operator serta mekanik perlu dukungan legalitas :

 

·         Kendaraan : STNK atau SILO , KIR atau perijinanlain yang diperlukan

·         Driver : SIM yang sesuai dengan jenis kendaraan yang dipakai

·         SIO : untuk operator harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan alat yang dipakai

·         Mekanik : seritifikat mekanik yang sesuai dengan pekerjaannya

·         Perijinan yang lain yang diperlukan sehingga tidak menghambat pekerjaan

 

5.    Operasional Alat

 

·         Proses pemindahan alat  :  perlu adanya dokumentasi yang jelas ( berita acara ) tentang penempatan sebuah alat di suatu lokasi apakah sudah sesuai dengan kebutuhan proyek tersebut.

·         Mobilisasi dan Demobilisasi : perpindahan alat dari satu proyek ke proyek yang lain perlu adanya proses, dalam proses tersebut perlu adanya pengawasan kerja dan biaya

·         Indentifikasi alat dalam proyek : pengawas atau kepala proyek harus tahu persis jumlah, jenis , indentitas dan kemampuan setiap alat yang ditempatkan di proyek tersebut.

·         Pencatatan jam kerja setiap jenis alat setiap hari dan keterangan setiap jamnya, apakah operasional stay atau idle dengan keterangan yang jelas dan dapat diakumulasikan.

Diperlukan alat berupa form yang mudah dan singkat untuk diisi oleh operator, karena peran operator disini sangat dominan.

·         Hasil kerja per alat termasuk jenis pekerjaan, volume dan alat lain yang bekerja sama untuk pekerjaan tersebut, misalnya DT yang mengangkut material bekerja sama dengan exca yang memuatnya.

·         Rekap dan laporan harian dan bulanan untuk semua hasil kerja alat terutama yang berhubungan dengan subcon

 

6.    Pemeliharaan dan perbaikan

 

Tahapan dalam alur perbaikan dan pemeliharaan alat harus dibuat semudah mungkin sehingga tidak menyulitkan pekerja lapangan :

 

·         Pemeriksaan Harian (P2H) : pada umumnya perusahaan menugaskan operator melakukan pemeriksaan harian terhadap kondisi alat sebelum mulai bekerja kedalam form standar yang sudah ada.

·         Form keluhan : form ini dipakai oleh operator apabila menemui kendala teknis dalam menjalankan tugasnya, form ini sangat penting sehingga operator dengan mudah menyampaikan keluhannya tanpa harus mencari mekanik terlebih dahulu

·         Perencanaan service : pekerjaan ini dilakukan oleh planner untuk merencanakan pekerjaan pada waktu tertentu, misalnya service berkala, break down tertentu ( dari keluhan yang tidak dapat langsung dikerjakan ), overhaul. Planner harus dapat mencatat semua rencananya dan emngontrol kapan pekerjaan tersebut dapat ( harus ) dilakukan oleh mekanik.

·         Pelaksanaan service : mekanik harus dengan mudah urutan ( antrian ) pekerjaan yang harus dikerjakan dengan kasus yang sudah jelas dan sparepart serta alat tersedia, sehingga team mekanik dapat melakukan pekerjaan dengan cepat dan akurat.

·         Penundaan service : dalam kasus tertentu mekanik dapat saja menunda pekerjaan service yang sedang dilakukan misalnya kekurangan sparepart atau alat yang tidak diduga sebelumnya, penundaan ini harus disertadengan alasan yang jelas.

·         Menutup service : mekanik dapat menutup pekerjaanya dengan hasil “ selesai” atau non operasional.yaitu pekerjaan sudah tidak dapat dilanjutkan karena kondisi alat yang tidak dapat diperbaiki lagi atau karena perlatan yang tidak dimiliki untuk pekerjaan tersebut.

Dalam hal alat di tentukan non opersional diperlukan keputusan manajemen untuk proses selanjutnya.

 

7.    Pengendalian biaya  Alat

 

Pengendalian biaya ini adalah factor yang paling menentukan dan krusial dalam sebuah proses, setiap Langkah dalam alur proses diperlukan control untuk penengdalian biaya ini :

 

·         Pengadaan : proses pembelian alat harus dilakukan pada perusahaan yang tepat sehingga dapat meminimalisir pemborosan karena tingkat vendor, merk, kapasitas, demikian juga pada proses subcon, bahkan pada perusahaan besar alat dapat dibeli sendiri oleh proyek, sehingga lepas dari pengawasan kantor pusat apabilaproyek tersebut telah selesai.

 

·         Inventarisasi alat : banyak sekali perusahaan yang tidak dapat mengindentifikasi seluruh alatnya dengan baik, kasus paling banyak adalah pda alat dengan status “ non operasional “ biasanya alat sudah tidak terdata dan cenderung masuk besi tua.

·         Operasional : pencatatan konsumsi bahan bakar dan HM ( Hour Mter ) adalah masalah yang paling krusial untuk operasional alat, sehingga operator harus dimudahkan untuk mencatat hal tersebut.

·         Maintenance : hal yang paling umum pada proses maintenance adalah pada peran planner, apabila tidak berjalan dengan baik maka dapat terjadi pemborosan karena mekanik tidak dapat bekerja secara sistimatis, banyak terjadi pekerjaan didahulukan mekanik karena “ kedekatan” nya dengan operator.

 

8.    Penghapusan Alat

 

Ada 2 macam jenis penghapusan untuk alat :

·         Penghapusan karena non opersional : penghapusan jenis ini adalah dikaitkan dengan kondisi non opersional, yaitu alat mengalami kerusakan yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

·         Penghapusan karena limitasi umur ekonomisnya.

·         Penghapusan karena jenis yang sudah tidak sesuai lagi dengan usaha perusahaan