Workshop atau bengkel di perusahaan konstruksi atau
pertambangan tentunya harus dilengkapi dengan Gudang, kadangkala Gudang itu
hanya suatu tuangan kecil bila unit yang operasional tidak terlalu banyak,
namun pada proyek besar dengan jumlah unit yang cukup banyak ( lebih dari 100
unit ) memerlukan Gudang yang cukup besar, khususnya Gudang untuk sparepart
keperluan maintenance.
Pada Gudang yang sudah cukup besar ini diperlukan
manajemen yang baik artinya harus sudah memiliki tata kerja yang sistimatis dan
terstruktur, alur kerja yang standar dan proses pencatatan dan penyimpanan data
yang tertata dengan baik, sehingga seluruh pergerakan barang dari mana
datangnya barang, untuk apa barang didatangkan. dimana menyimpannya, bagaimana
indentifikasinya sehingga mudah ditemukan, kemudian kemana barang dikeluarkan,
bila untuk keperluan maintenance ke unit mana barang dikonsumsi.
Gudang adalah bagian dari logistic,pada proyek
konstruksi, Gudang ini berada di tengah
pekerjaan planner dan mekanik, artinya planner bekerja menjadwalkan pekerjaan
maintenance berdasarkan data Gudang, dan mekanik ( workshop ) membutuhkan
barang yang diarahkan oleh Planner ada di Gudang, sedangkan secara structural Gudang
ada di bagian logistik dibawah bagian maintenance.
Lihat : Struktur Dept. Maintenence Di Project Konstruksi
ALUR KERJA GUDANG
1. Tata letak Gudang
Mengatur tata
letak atau layout itu pekerjaan yang sangat penting, pada pengaturan layout ini
harus diperhatikan factor kenyamanan, keamanan, dan efektifitas kerja, yiatu mengatur
alur kerja agar orang bekerja secara nyaman, jelas ( tidak memusingkan ), aman
( tidak membahayakan ), dan mudah dimonitor dan dikontrol
Stok opname
Pada saat
kerja pertama kali di Gudang harus diadakan stok opname, yaitu kegiatan
menghitung dan dan memeriksa seluruh barang dan membandingkan antara fisik yang
ada di Gudang dengan catatan pembukuan Gudang ( stok card ).
Indentifikasi barang
Sambil
melakukan stok opname dilakukan juga indentifikasi barang, yaitu memberikan
keterangan pada barang yang belum tercatat pada data barang, misalnya, part
number, merk, type, fungsi ( digunakan untuk unit mana barang ), dan bila ada
keterangan substitusi ( barang / sparepart ini dapat digunakan oleh beberapa
tipe unit ), disamping itu dicatat juga lokasi barang tersebut berada ( catat
kode rak )
Labeling
Seringkali
kita menemukan Gudang yang manajemen atau tata Kelola kerjanya sangat
tergantung pada petugas Gudang, kadang kala ditemui masalah yang hampir buntu
hanya karena pada hari itu petugas tidak masuk kerja, hal ini sebenarnya tidak
boleh terjadi.
Solusi untuk masalah ini adalah labelling, seluruh barang di Gudang seharusnya memiliki label yang bertuliskan persis seperti data barang pada system, sehingga manajemen yang sudah tersistem artinya data barang yang mudah diketahui secara system, akan mudah pula ditemukan secara fisik digudang, buatlah label yang isinya data barang di system.
Pada tahap ini proses pendataan barang sudah dapat dikatakan selesai,
tahap selanjutnya adalah alur transaksi atau perputaran barang di Gudang,
dengan selesainya stok opname berarti Gudang sudah memiliki data awal barang
yang valid, sistimatis, dan mudah ditemukan baik secara data maupun secara
fisik.
ALUR BARANG DI GUDANG
1. Maintenance Planning
Maintenance
planner sebaiknya membuat perencanaan pekerjaan maintenance baik dari preventive
maintenance, yaitu service berkala, P2H, periodical cheking ( tindakan pengecekan
unit secara periodic atau dalam rangka persiapan kontrak ), ataupun dari
keluhan operator, dari data semua ini dapat dibuat rencana service (
maintenance ) yang didalamnya terdapat perkiraan kebutuhan sparepart.
Permintaan pembelian
Dari perkiraan
kebutuhan sparepart ini Gudang mengajukan permintaan pembelian kepada bagian
pembelian ( Puchasing ), atau dapat pula ( bila dalam proyek ), melakukan
pembelian langsung, biasanya untuk barang yang mendesak, dan harganya tidak
terlalu besar.
3.
Order
pembelian dan penerimaan barang
Bagian purchasing
memberikan informasi tentang sudah dibukanya order ( PO ) kepada vendor tentang
barang-barang yang dibutuhkan oleh Gudang.
Gudang memeriksa apakah yang disorder itu sesuai kebutuhannya, dan Gudang akan
manerima barang sesuai PO tersebut
Gudang
menyimpan barang sesuai dengan lokasi dan jenis barangnya, menunggu sampai saat
barang tersebut dibutuhkan.
Sebenarnya
pada kegiatan ini Gudang sudah tidak melakukan pencatatan apapun, tinggal
memberikan barang yang diminta oleh workshop ( mekanik ) barang-barang yang
diminta berdasarkan WO yang telah diberikan oleh planner, kalaupun ada
pencatatan adalah barang tambahan diluar WO.
Di Gudang juga
ada pencatatan diluar alur maintenance diatas, yaitu penerimaan barang dari
bagian asset berupa sparepart bawaan pada saat unit baru dating ( baru dibeli
), penerimaan barang Bekas maintenance yang tidak jadi dipakai atau barang
bekas yang masih dapat dipakai Kembali, sedangkan pengeluaran barang adalah
berupa pengeluaran barang ke workshop untuk shop supplies ( misalnya : kawat
las, mata gerinda, mata bor dan sebagainya yang diluar sparepart unit ).
LAPORAN GUDANG
Ada beberapa jenis laporan yang harus disampaikan oleh bagian gudang,
yaitu :
1.
Laporan stok
Laporan ini memberikan informasi tentang detail barang termasuk partnumber, jumlah, nilai serta lokasi barang tersebut, drai tampilan inilah barang diketahui keberadaannya yang dicocokkan pada lokasi dengan melihat label barang.
3.
Laporan
permintaan pembelian dan penerimaan barang
Laporan ini
menginformasikan detail permintaan barang oleh Gudang kepada bagian pembelian
dan realisasi pembeliannya.
Laporan- laporan lain yang berkaitan dengan kebutuhan dan pengeluaran barang baik untuk operasional maupun maintenance peralatan project.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar