–>
Tampilkan postingan dengan label operasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label operasional. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Januari 2021

MANAJEMEN ASSET PERALATAN PROJECT

 



HEMS - Heavy Equipment Management System sebagai sistem dalam pengelolaan operasional peralatan serta perawatan kendaraan dan alat berat, juga berfungsi sebagai alat atau sistem manajemen asset, dalam hal ini fixed asset khusus kendaraan, peralatan dan mesin.

Setiap perusahaan pasti memiliki asset, pada perusahaan konstruksi atau tambang asset terpenting dan terbesar adalah pada peralatan, dan khusus untuk asset peralatan ini berfungsi ganda disamping sebagai asset juga sebagai alat produksi, jadi disamping membutuhkan biaya untuk perawatan, namun juga mendapatkan hasil dari operasionalnya.

Asset peralatan ini terdiri dari beberapa kelompok, yaitu : 
  • Kendaraan
  • Alat berat
  • Alat ( angkat dan angkut )
  • Mesin
  • Tools
  • Sparepart
Kendaraan sendiri pada perusahaan konstruksi ataupun pertambangan terbagi menjadi kendaraan produksi , pendukung produksi dan operasional, pembagian ini berhubungan erat dengan alokasi biaya atau beban yang ditanggung oleh masing-masing unit.

Pada kendaraan produksi seperti misalnya dumptruck, concrate truck dan lainnya, beban biaya operasional dan perawatan serta equipment cost lainnya menjadi beban langsung dari unit tersebut hal ini menjadi perhatian khusus pada perusahaan rental alat berat, artinya pendapatan rental akan dikurangi dengan cost langsung tersebut.

Kendaraan lainnya adalah pendukung produksi, seperti water truck, mobil storing dan lainnya, biaya perawatan dan equipment cost lainnya menjadi beban project, sehingga akumulasi dari seluruh biaya equipment cost kendaraan pendukung akan menjadi beban dari satu project, artinya equipment cost akan mengurangi pendapatan project.

Ada jenis kendaraan lainnya, yaitu operasional misalnya sepeda motor yang dipakai oleh bagian purchasing, maka biaya equipment costnya menjadi beban biaya kendaraan dan biaya umum.

Apa yang bisa dilakukan HEMS pada manajemen asset ini ?

HEMS menyajikan data detail dari asset khususnya peralatan ini ( UNIT > DATA UNIT )



  1. Filter untuk sorting data, disini data dapat dipilih untuk mengetahui data unit berdasarkan ID unit, penanggung jawab, jenis atau type unit, posisi kontrak ( unit dalam ikatan kontrak atau tidak ), kondisi ( layak operasional, dalam maintenance atau rusak tidak dapat ber operasi ), kategori, lokasi project dan expire date, jadi misalnya untuk memisahkan unit mana yang STNK hampir habis.
  2. ID alat dapat dibuat sesuai dengan standar pengkodean di perusahaan, misalnya supaya dapat dihubungkan dengan bagian lain, namun sistem HEMS akan memberikan kode ID spesifik UN-xxx dengan xxx merupakan nomor urut sesuai data entry.
  3. Type, merk dan kategori unit, disini dapat disesuaikan dengan kode assetnya.
  4. Pemilik atau penanggung jawab dapat dipakai untuk mengetahui penanggung jawab unit, misalnya operator atau penanggung jawab project atau dapat juga untuk membedakan antar perusahaan pada group dengan banyak nama perusahaan di dalamnya.
  5. JU ( jenis usaha ) untuk membedakan pengelompokan unit berdasarkan usahanya, misalnya unit khusus untuk project tertentu, atau disediakan khusus untuk rental atau unit yang memang disediakan untuk dijual ( semacam showroom ) atau lainnya.
  6. Site atau project , salah satu fitur di HEMS yang berfungsi untuk memonitor keberadaan suatu unit berada atau bekerja di project mana.
  7. Alamat project tempat keberadaan unit.
  8. Untuk memonitor expire legalitas unit, misalnya icon akan berubah bila tanggal STNK sudah expire.
  9. Menunjukkan Unit dalam status terikan kontrak dengan project tertentu
  10. Kondisi maintenance, apakah unit dalam keadaan ready atau dalam proses perbaikan, pada fisik unit sebaiknya diberi tanda / label 
            Lihat         :        Pentingnya label dalam pekerjaan maintenance

11. Detail data unit, disini disamping ditampilkan detail data unit, juga ditampilkan historical maintenance unit dan historical project, pernah di project mana saja unit ini bekerja.
12. Untuk edit data unit
13. Untuk menghapus data ( hanya untuk super admin )


Jumat, 15 Januari 2021

HEMS MAINTENANCE - Pentingnya label dalam perkejaan maintenance peralatan dan alat berat

 



Maintenance atau pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan dalam dunia peralatan dan alat berat adalah pekerjaan rutin dan sangat penting karena menyangkut kehandalan alat dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.

Proses pekerjaan maintenance melibatkan banyak pihak dan banyak orang juga banyak barang, oleh sebab itu dibutuhkan ketelitian, kecermatan, keseriusan dan keamanan, karena menyimpang sedikit dari hal itu bisa berakibat sangat fatal, sehingga memerlukan informasi yang akurat dan berkesinambungan, sebagai contoh sebuah saklar on off akan sangat berpengaruh pada pekerjaan atau benda disekitarnya, taruhlah pekerjaan sedang dilakukan tanpa sengaja atau ketidaktahuan seseorang akan berakibat sangat fatal, sehingga diperlukan tanda agar siapapun tidak boleh meng on kan saklar tersebut.

Contoh lain untuk barang di gudang yang varian dan jumlahnya sangat banyak, harus diberikan informasi sehingga petugas gudang atau siapapun akan tahu persis apa sebenarnya barang tersebut, untuk itu diperlukan label yang kurang lebih isinya sama dengan data yang ada di komputer, karena barang dengan fisik yang sama bisa jadi fungsinya jauh berbeda, misalnya baut roda pada dumtruck, roda sebelah kanan dengan roda sebelah kira sekilas bentuknya sama tapi ternyata sangat berbeda.

Label yang paling menyolok dan dengan mudah dilihat adalah nomor lambung, atau nomor pintu atau apalah sebutannya, label tersebut untuk mengindentifikasi unit secara spesifik

        lihat     :    nomor lambung sebagai lebel pada peralatan

Label khususnya dalam maintenance ada beberapa jenis yaitu :

Label keterangan barang

Yaitu label yang biasanya dilekatkan atau digantungkan pada barang di gudang yang fungsinya memberikan informasi detail tentang barang tersebut, sehingga siapapun yang berkepentingan dengan barang tersebut dengan sangat mudah mengetahui detail barang termasuk fungsinya.


Dengan adanya label pada barang petugas gudang atau siapapun tinggal melihat keterangan dan mencocokan dengan data pada komputer

Label alur kerja

Label ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan peringatan kepada orang lain agar tidak terjadi kesalahan kerja :

Label OK  

Biasanya label ini dipasang pada kemasan atau lokasi barang pada saat stok opname dengan maksud memberikan informasi bahwa barang telah didata, sehingga akan terhindar dari dauble counting, atau justru terlewatkan tidak dihitung.

Label ini dapat juga dipasang atau ditempelkan pada barang di area receive dimana barang yang baru datang dan sudah selesai diperiksa, karang sudah dipindahkan ke area pengecekan, siap dipindahkan ke area penyimpanan, atau dapat juga ditempelkan pada barang yang siap packing atau siap kirim pada area pengiriman.

    lihat     :    Bagaimana membuat layout gudang

Dengan pemberian label ini maka siapapun akan jelas terhadap suatu keadaan barang sehingga akan terhindar dari kesalahan.

Label peringatan atau himbauan

Banyak sekali langkah atau tahapan pada pekerjaan maintenance, setiap langkahnya membutuhkan informasi yang jelas, misalnya pekerjaan sepele yang kelihatannya benar tetapi bisa terjadi menjadi sangat salah, misalnya pada proses pekerjaan maintenance mekanik sedang mempersiapkan sparepart dan elemen lainnya, tentu saja beberapa part dari elemen tersebut dibuat berjejer atau berserakan, misalnya pekerjaan belum selesai sampai sore jam pulang kerja, dan helper tidak paham betul situasi kerja, apa jadinya kalau sparepart dan elemen tersebut dirapikan ? 

Label WR ( Work requisition )
Label ini dapat digantungkan pada stir ( seperti label ganti oli dari bengkel ), untuk memberikan peringatan dan informasi kalau unit sudah dilaporkan masalahnya tentang suatu problem kepada mekanik.

Label antrian 
label ini diberikan untuk menggantikan label WR dimana label antrian ini menunjukkan unit sudah diperiksa dan diketahui masalahnya, tinggal planner menentukan kapan proses kerja dapat dilaksanakan, pada workshop dengan jumlah unit banyak ada baiknya label antrian ini diberi nomor sehingga team mekanik akan jelas dalam urutan kerjanya, mana pekerjaan yang harus didahulukan.

Label proses 
Label ini menunjukkan unit dalam kekuasaan penuh mekanik, jangan disentuh oleh siapaun kecuali dengan peyunjuk atau arahan mekanik yang mengerjakannya.

Label Hold
Label ini menunjukkan proses maintenance dihentikan sementara karena suatu masalah, misalnya karena keterlambatan sparepart atau kekurangan tools untuk mengerjakannya.

Label ready
Label ini menunjukkan unit telah selesai dikerjakan dan dalam kondisi siap operasi

Label Rusak
Label untuk memberikan informasi unit sudah berusaha diperbaiki namun kondisi masih tetap belum dapat dioperasikan.

Dalam menggunakan label sebaiknya bentuk dan warnanya juga dibedakan, misalnya warna merah yang sifatnya larangan , biru himbauan, dan kuning atau hijau sebagai informasi.

Kembali kepada anda sebagai pemakai menggunakan bentuk dan istilah apa, yang penting pelabelan ini sangat berguna untuk kelancaran, kenyamanan dan keamanan kerja, biasakanlah memberikan label

Senin, 04 Januari 2021

Lingkup Kerja Maintenance Alat berat pada perusahaan Project Konstruksi dan pertambangan



Pekerjaan maintenance pada perusahaan konstruksi adalah pekerjaan perawatan dan perbaikan unit dengan tujuan menjaga agar unit tetap dalam kondisi prima, dan availibilitasnya tetap tinggi.

        Baca     :    Struktur organisasi dept, maintenance 

Berdasarkan penelitian kerusakan yang terjadi pada unit 72 % disebabkan karena masalah perawatan, yaitu dari daily inspection ( P2H ) yang kurang berjalan dengan baik dan pada perawatan berkala, baru sisanya adalah masalah lapangan, seperti kesalahan driver atau operator dalam operasional 

        Baca     :  perawatan dan perbaikan peralatan

Maintenance dibagi dalam 2 kelompok pekerjaan yaitu , perawatan ( preventive maintenance ) dan perbaikan unit ( corrective maintenance ). 

PREVENTIVE MAINTENANCE ( perawatan )

Pekerjaan maintenance yang dilakukan sebelum terjadinya kerusakan

PERIODICAL SERVICE

Daily Activity atau P2H ( Pemeriksaan dan perawatan harian )
    
Pemeriksaan yang dilakukan sebelum dimulainya pekerjaan, biasanya dilakukan    oleh operator atau driver dengan pemeriksaan fisik ringan, seperti air radiator,        ketinggian oli dan kondisi fisik lainnya, bila dalam P2H ini ditemukan ( dilihat )        suatu masalah, misalnya oli rembes atau lainnya, maka kejadian ini harus                dicatat pada kolom keterangan form P2H.

Laporan atau form yang telah diisi dan ditandatangani oleh operator ini                   diserahkan kepada planner, untuk dicatat terutama pada masalah yang terjadi        yang dicatat pada kolom keterangan tadi.

Dalam periode atau waktu tertentu dimana masalah yang dicatat tadi sudah            semakin berkembang, misalnya oli yang rembes semakin besar, maka planner        harus sudah membuat Work requisition, untuk menjadwalkan tindakan                    maintenance pada tanggal tertentu.

SERVICE BERKALA 

Penjadwalan service yang dilakukan oleh planner berdasarkan waktu atau                kondisi tertentu, misalnya setiap 250 jam, atau 5000 KM, untuk perawatan dan        perbaikan ringan dengan tujuan untuk menjaga agar unit tetap prima.

SERVICE PRA OPERASIONAL

Setelah ditentukan suatu unit akan bekerja di proyek tertentu baik untuk                    perkerjaan sipil ataupun rental, sebelum mobilisasi, sebaiknya dilakukan                tindakan service pra  operasional, tujuannya terutama untuk memastikan bahwa   unit sudah dalam  keadaan siap kerja ( every think oke ).

UNIT OPNAME

Tidak hanya sparepart di Gudang, maka unit pun perlu dilakukan opname,                terutama pada saat awal penggunaan sistem atau setiap tahun sekali, gunanya    untuk revaluasi asset terutama peralatan, memastikan kondisinya,lokasi,                mungkin sekali valuenya, kondisi tertentu yang memerlkan penanganan                    maintenance dimasukkan oleh planner sebagai jadwal service.

SCHEDULE OVERHOUL

Pekerjaan perbaikan yang dijadwalkan, berdasarkan umur teknis suatu sparepart    atau komponen unit, untuk menghindari kerusakan mendadak pada saat                operasional.

CORRECTION

SCHEDULE REPAIR
    
Perbaikan tertunda yang telah dijadwalkan, merupakan kelanjutan dari proses        HOLD atau memang kerusakan yang telah diketahui namun perbaikannya telah   ditentukan pada waktu yang telah dijadwalkan.

FACTORY MODIFICATION

Pekerjaan perubahan unit yang dialkukan untuk memperbaiki kondisi                        sehubungan dengan fungsinya di lapangan, misalnya penambahan bemper            belakang dumptruck dengan tujuan untuk keamanan saat loading

CORRECTIVE MAINTENANCE

REPAIR

Tindakan perbaikan terhadap kerusakan baik terjadi pada saat operasional,            maupun karena hal lain.

BREAK DOWN

Tindakan perbaikan karena beberapa kerusakan yang terjadi, sehingga unit            terpaksan dihentikan sementara operasionalnya.


Kamis, 24 Desember 2020

(6) Alur kerja - HEMS sebagai Sistem Informasi Manajemen Peralatan konstruksi





HEMS sebagai suatu sistem informasi yang khusus menangani manajemen peralatan konstruksi memiliki 5 bagian utama, yaitu asset, operasional project, maintenance dan inventory yang kesemuanya berkaitan secata langsung sehingga membentuk informasi yang sangat berguna membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.


HEMS berasal dari 4 master yaitu unit (1) , proyek (2) , karyawan (3) dan sparepart yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1)(2)(3) Data Master

Unit :
Berisi detail data unit seperti kendaraan, alat berat, mesin, alat dan tools berupa data indentitas, legalitas dan value.

Proyek :
Berupa data proyek yang akan atau sudah didapatkan berupa data nomor proyek yang bisa diisi dengan nomor kontrak kalau belum ada bisa pake nomor sementara dulu, penanggung jawab dan tanda tangan, lokasi proyek, dan unit yang akan digunakan dlam proyek tersebut.

Karyawan :
Data karyawan lapangan terutama driver ( kendaraan dan truck ), operator ( alat berat, dan alat lainnya ), mekanik, pengawas, detail data karyawan ini akan digunakan pada saat operasional untuk data driver atau operator, pengawas untuk data site, dan mekanik pada saat maintenance.

Sparepart :
Data detail sparepart dan shop supplies di gudang, ID sparepart, part number,rincian detail dan jumlah yang ada di gudang, data ini akan digunakan pada saat maintenance dan menggunakan sparepart untuk pemakaian langsung di workshop

(4) Input kontrak proyek

  • Input data rencana proyek : unit yang hendak dipakai dalam satu proyek, rencana biaya untuk peralatan ( maintenance dan operasional ) selama proyek akan berlangsung.
  • Input data rencana indentitas proyek : nama proyek, pemilik proyek, alamat proyek, pekerjaan volume dan nilai proyek termasuk cara pembayarannya.
(5) Data kontrak proyek
  • Dari input data proyek maka akan diketahui detail proyek, berupa data pemilik proyek, alamat, jenis perkerjaan, volume pekerjaan dan cara pembayarannya.
  • Data unit yang akan dipakai jenis dan banyaknya serta berapa lama kira2 mau digunakan.
  • Data rencana penggunaan unit ini diinfomesikan kepada bagian asset untuk rencana alokasi unit ( dilihat unit yang ready dan sedang tidak terikat kontran, bila tidak ada maka dapat diajukan rencana pembelian atau rencana sewa.
  • Data rencana pendapatan dan biaya proyek.
(6) Input mobilisasi alat
  • Berdasarkan pengajuan unit maka bagian aset membuat rencana mobilisasi alat, mutasi alat menuju proyek yang telah ditentukan berdasarkan rencana penggunaan alat yang sudah masuk diatas.
  • SEmua unit yang sudah dimobilisasi ( mutasi ke proyek ) baru dapat diinput time sheetnya untuk mencatat jam kerja mesin atau jam kerja orang, serta biaya yang timbul terutama biaya operasional dan maintenance.
(7) Data mutasi alat
  • Data mutasi alat ini dapat menunjukkan riwayat mutasi alat ( historical ), telah dipakai di proyek mana saja, dimana berapa lama, dan kapan tanggalnya
(8) Input laporan harian alat
  • Semua unit yang sudah di mobilisasi dengan ikatan kontrak terhadap proyek tertentu maka baru dapat dientry operasionalnya.
  • Data yang dimasukkan adalah data time sheet seperti jam kerja, vulume, ritase, 
  • Dari data entry time sheet ini akan didapat rekap data jam kerja dan operasional lainnya.
(9) Laporan operasional alat
  • Rekap harian, bulanan atau tahunan per unit atau seluruh unit.
  • Rekap data inilah dapat dijadikan dasar untuk penerbitan invoice sewa atau hasil proyek
  • Invoice dapat diterbitkan secara otomatis dari data tersebut diatas.
(10) Riwayat operasional alat
  • Laporan yang berupa historical penggunaan alat pada setiap proyek, jenis alat, jumlah alat, hasil alat, lama penggunaan dan waktunya.
  • Laporan hasil proyek, berupa rekap seluruh biaya alat dan hasil yang diterima per alat atau dari seluruh alat




Nomor Lambung bukan sekedar nomor indentitas peralatan proyek

 



Nomor lambung sebagai indentitas alat pada proyek kontruksi sangatlah vital karena dengan nomor indentitas ini siapapun yang terlibat dalam pekerjaan proyek akan dengan sangat mudah menyebutkan suatu alat dengan spesifik tanpa tertukar dengan alat lain sejenis, banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan mudahnya melihat dan menyebutkan nomor lambung ini baik bagi pekerja di lapangan maupun bagi manajemen sebagai alat kontrol.

Nomor lambung begitulah biasanya orang menyebutnya, walaupun nyatanya penomoran tersebut tidak harus berada di lambung, bisa di bak belakang untuk dump truck, di kabin depan, atau dipintu untuk truk dan alat berat, atau dimanapun penempatannya yang penting mudah dilihat dan mudah diingat oleh siapapun, tidak harus orang dalam ( pekerja proyek ) namun oleh orang luarpun harus mudah diketahui.

Pada HEMS pemberian indentitas nomor lambung ini biasanya kami sebut dengan call nummber ( nomor panggilan ), ada beberapa metode pemberian indentitas bagi sebuah alat atau unit karena ada berbagai kepentingan didalamnya, misalnya nomo asset yang sangat diperlukan oleh accounting untuk indentifikasi fixd asset yang akan dihubungkan dengan pembebanan biaya dan investasi, ada pula nomor indentifikasi intern divisi yang biasanya terdiri dari beberapa digit yang cukup panjang ( ada yang memberikan indentitas sampai dengan 17 digit dan setiap digitnya mempunyai arti sendiri ).

Indentitas diatas itu benar adanya, namun bagaimana dengan penyebutan bagi orang proyeknya sendiri, misalnya bila terjadi kecelakaan ( maaf, mudah-mudahan tidak terjadi ) pada exca, orang dilapangan dengan sangat mudah melaporkan bahwa telah terjadi kecelakaan pada EX-03 , untuk menyebutkan Excavator nomor 3, dan orang manajemen akan dengan sangat mudah mencari indentitas detail alat tersebut dengan menggunakan key EX 03.

Kegunaan lain pemberian call number ini adalah untuk pengawasan, pada sebuah proyek besar yang didalamnya bekerja beberapa vendor dan subcon, sangat dimungkinkan terdapat beberapa alat yang secara fisik terlihat sama, misalnya truk Fuso dengan warna yang sama, atau alat lain yang type dan  merknya sama, sangat memudahkan bila alat internal memiliki call number sehingga sangat mudah diawasi, misalnya truk yang masuk dan keluar proyek , milik sispakan dia ? dengan call number semua nya dapat teratasi.

Ada hal lain yang jauh lebih penting dari kegunaan call number ini ...

Header atau gambar diatas menunjukkan truk trailer dimana bak dan kepalanya bisa dipisahkan, atau yang lebih nyata pada truck gandeng,  artinya sangat dimungkinkan kepala dan bak bisa saling tukar, itulah pentingnya call number kepala KT-03 dan bak dengan nomor BT-02 suatu saat KT-03 dapat berpasangan dengan BT-03, dan pasangan ini dengan sangat mudah dapat dimonitor oleh manajemen walaupun tempatnya sangat jauh.

            Sumber : Teknologi dan Manajemen Alat berat  - e learning PT. PP ( Persero ) tbk


Nah ini fungsi yang lebih pentingnya dari call number ini, kita ambil contoh pada perusahaan rental, dimana perusahaan tersebut  dapat merentalkan BP ( baching plant ), AMP ( Asphalt Mixer Plant ) atau TC ( Tower crane ), dimana alat-alat tersebut merupakan gabungan dari beberapa alat lain, misalnya pada BP ada silo, bin dan lain-lainnya, call number ini akan berguna bagi perusahaan untuk mengetahui elemen apa saja yang tergabung dalam alat tersebut, jadi misalnya sustu hari BP akan ditambah silo dan bin nya, maka manajemen pun dengan sangat mudah untu memonitornya.

Begitu juga untuk TC ( tower Crane ) , AMP ( Asphalt Mixer Plant ) atau alat lain yang bersifat gabungan beberapa elemen alat, masing-masing elemen alat harus diberikan call number sendiri-sendisi, silahkan ....












Selasa, 22 Desember 2020

Struktur Organisasi Divisi Peralatan pada Perusahaan Konstruksi




Struktur organisasi dalam perusahaan sangatlah vital, karena dari struktur organisasi inilah perusahaan dapat membagikan pekerjaan besarnya menjadi bagian-bagian yang spesifik dan ditangani oleh orang-orang yang sangat spesifik juga.

Pada perusahaan konstruksi, kontraktor , pertambangan atau perusahaan yang bidang usahanya menggunakan peralatan dalam jumlah besar biasanya ditangani oleh bagian tersendiri baik itu divisi, departemen atau bagian lain.

Adapun yang termasuk dalam kelompok peralatan dalam perusahaan adalah, kendaraan baik yang dipakai dalam operasional produksi, sebagai pendukung proses produksi maupun sebagai operasional perusahaan, alat berat, mesin khusus nya mesin yang dipakai untuk mendukung proses produksi, misalnya genset harus dibedakan antara yang dipakai di proyek dengan yang ada di kantor, alat biasanya berupa alat angkat seperti crane, dan tools alat bantu kerja lain yang bersifat mudah dipindahkan.

Divisi peralatan ini memiliki tugas yang cukup berat yang menjaga dan mempertanggung jawabkan kondisi seluruh peralatan yang dimiliki perusahaan sehingga tugas pokok perusahaan tidak terganggu karena kendala peralatan ini, oleh sebab itu divisi peralatan inipun harus memiliki struktur organisasi yang solid sehingga visi dan misi perusahaan akan terbantu dan terdukung dari kinerja divisi peralatan ini.

Adapun struktur organisasi yang baik ( nama bagian bersifat relatif tergantung kondisi yang ada di perusahaan ) adalah sebagai berikut :

Divisi memiliki 3 bagian yaitu :

ASSET



Bagian yang memegang data asset atau mewakili perusahaan sebagai pemilik asset ( peralatan ), tugas utamanya adalah memelihara dan membagi tugas ( alokasi ) setiap unit sehingga sesuai dengan kebutuhan proyek dan sesuai kemampuan dan kapasitas alat.
Bagian ini dibagi menjadi 2 bagian  :

Pemeliharaan 
  • Menerima unit pada saat pertama kali datang dan hendak dioperasikan perusahaan, penerimaan ini dapat berasal dari vendor atau penjual apabila unit dibeli baru, atau dapat juga penerimaan dari pihak lain misalnya dari perusahaan lain dalam satu group karena di perusahaan lain tersbut proyeknya sudah selesai.
  • Membuat indentifikasi unit yaitu data lengkap dan detail berupa ID unit atau nomor indentifikasi ataupun nomor lambung, merk, tipe, nomor mesin, nomor rangka, nomor polisi, tahun produksi dan tahun operasi, nilai perolehan, nilau buku, nilai penyusutan, menghitung umur ekonomis, memonitor logalitas ( STNK/SILO ), dan menyimpan dokumen legalitas unit.
  • Mengadakan pengecekan rutin secara periodik ( opname ) misalnya setiap tahun, dan terutama sekali apabila unit akan di mutasi ke suatu proyek, berita acara serah terima unit ke penanggung jawab proyek harus lilampiri dokumen pengecekan terakhir ( update )
  • Melaporkan kepada bagian maintenance apabila terjadi masalah teknis pada saat pengecekan ini.
  • Mengadakan analisa unit berdasarkan permintaan dari bagian pemeliharaan, dan mengajukan pengadaan pembelian atau sewa kepada manajemen.
Alokasi Unit
  • Menerima unit dari bagian pemeliharaan dan memonitor detail terusama kondisi dan lokasinya, apakah unit dalam keadaan terikat kontrak dengan proyek tertentu atau dalam keadaan stand by, juga memonitor lokasi unit apakah berada pada lokasi proyek yang benar sesuai kontrak atau tidak.
  • Menerima permintaan penyediaan unit dari bagian operasional untuk proyek tertentu.
  • Mengadakan pengecekan terhadap unit stanby yang sesuai spesifikasi yang diminta.
  • Mengajukan permintaan unit kepada bagian pemeliharaan untuk diajukan pengadaan ( pembelian unit baru ) atau sewa.
  • Mengalokasikan unit sesuai spesifikasi yang diminta oleh bagian operasional.
  • Memobilisasi unit ke proyek tertentu sesuai permintaan bagian operasional.
  • Menerima kembali ( demobilisasi ) unit dari bagian operasional sesudah selesai pekerjaan proyek.
  • Melaporkan historical alokasi unit yang menginformasikan detail operasional unit setiap periodenya, seperti unit sudah pernah dipakai di proyek mana saja, dan berapa lama setiap proyeknya.
OPERASIONAL



Bagian Oprasional ini tugasnya adalah menjalankan unit untuk bekerja sesuai dengan spesifikasi kerja yang ditentukan proyek, baik waktu, operator, operasional supplies ( bahan bakar dan biaya harian lainnya ) dan melaporkan hasil kerja sesuai ketentuan yang disepakati.

Bagian ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Produksi
  • Bagian ini yang mengoperasikan seluruh unit sesuai dengan spek kerjanya.
  • Melakukan Pemeriksaan dan Pemeliharaan Harian ( P2H ) secara rutin dan melaporkan hasilnya kepada planner.
  • Mengatur operator sesuai dengan jenis dan kapasitas unit
  • Mencatat dan melaporkan pekerjaan berupa jam kerja jam kerja, hasil kerja bila dilihat berdasarkan muatan atau volumenya, sehingga laporan jam atau hasil kerja dapat dijadikan dasar bagian keuangan untuk menerbitkan invoice sewa.
  • membuat laporan rekapitutasi hasil kerja.
Pendukung Produksi
  • Membuat analisa biaya satuan ( proyek )
  • Membuat rencana biaya konstruksi ( proyek ) sebelum proyek dilaksanakan
  • Mencatat detail data proyek.
  • Mencatat dan melaporkan biaya actual proyek
  • Melaporkan hasil kerja unit selain unit produksi ( berdasarkan time sheet )
  • Membuat laporan bulanan proyek berupa perbandingan antara rencana biaya dengan biaya actual.
  • Membuat analisa dan rekap biaya proyek
  • Memberikan data dan laporan ke bagian keuangan tentang penerbitan invoice.
  • Merevisi invoice bila diperlukan.
PERAWATAN ( MAINTENANCE )


Bagian perawatan ini tugasnya melakukan perawatan dan perbaikan  ( maintenance ) peralatan proyek baik yang bersifat perawatan rutin maupun perbaikan karena masalah operasional.

Bagian maintenance ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

Planner

  • Menerima keluhan teknis dari operator maupun driver yang menemui masalah teknis ( kerusakan atau kekurangan untuk dioperasikan ) .
  • Menganalisa kekurangan atau kerusakan pada saat dilakukan P2H
  • Membuat perencanaan perawatan berkala baik 250 jam, 500 jam, 1000 jam danseterusnya untuk alat berat, dan 5000 KM untuk kendaraan.
  • Menjadwalkan perbaikan kerusakan atau penggantian sparepart sesuai usia teknis sparepart, atau sesuai yang sudah direncanakan
  • Membuat pesanan ( Work Order ) ke bagian maintenance untuk melakukan pekerjaan maintenance.
  • Menampung sisa sparepart yang tidak terpakai dalam proses maintenance ( dari beberapa mekanik / workshop ) dan mengembalikan ke gudang ( inventory )
  • Menampung dan meminta pengadaan sparepart ke bagian inventory, dan memintanya bila ternyata ada stok.
Mekanik 

  • Menerima WO yang diberikan oleh planner untuk melakukan proses maintenance.
  • Mengatur dan membagikan pekerjaan sesuai dengan jenis kerusakan dan sesuai kapasitas workshop.
  • Melakukan proses pekerjaan maintenance sesuai WO dengan sparepart utama sesuatu arahan planner, tetapi dapat merubah atau menambhan sesuai dengan kondisi actual.
  • Mengembalikan sisa sparepart yang tidak terpakai kepada planner.
  • Memberikan informasi data permintaan sparepart yang dibutuhkan sesuai kondisi lapangan.
  • mengkoordinasikan dengan planner apabila terdapat sparepart yang harus diambil dari unit lain ( kanibal )
  • Mengembalikan unit kepada planner apabila unit tidak dapat diberbaiki dengan tuntas
Inventory / Gudang

  • Memberikan barang sesuai WO yang diminta oleh mekanik.
  • Memberikan barang diluar WO atas persetuan planner.
  • Memberikan barang untuk pemakaian langsung atas persetuan yang berwenang.
  • Memberikan order pembelian barang kepada bagian pembelian atas barang yang diminta planner namun tidak berada di stok.
  • Menerima barang hasil pembelian dari bagian pembelian sesuai order yang diminta.
  • Mencatat penerimaan barang diluar order atas persetuan yang berwenang.
  • Menerima barang pengembalian sisa proses maintenance.
  • Mencatat barang yang belum terdata ( biasanya bawaan mesin ) dan memasukkan ke stok tanpa disertai harga.
  • Menyimpan barang dan melakukan manajemen gudang, dan melakukan monitoring mutasi stok



Pembagian Peralatan Berdasarkan Pembebanan Biayanya*



Beragam jenis peralatan pada perusahaan konstruksi, terutama dibedakan berdasarkan fungsi kerja di lapangan, karena perlatan tersebut memang diadakan untuk mengerjakan tugas khusus sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya.

Namun sebagai perusahaan sebagai entitas bisnis tentu saja harus dapat mengalokasikan pembebanan biaya dari setiap jenis perlatan tersebut sehingga perusahaan dapat menghitung dengan tepat biaya produksinya dan ujungnya adalah perusahaan perlu mendapatkan informasi keuntungan usaha yang akurat.

Sebagai contoh misalnya truck  ( dump truck ), yang ditugaskan khusus untuk membawa material antar proyek ( melayani beberapa proyek ), pembebanan biayanya akan berbeda dengan tugas khusus proyek ( ada di dalam satu proyek ), begitupun kendaraan yang khusus bekerja membantu opersional unit BP ( Batching plant ).